Makan sate blengong? Nama itu barangkali aneh sekali bagi Anda. Namun, bagi masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya, sate blengong bukan lagi menjadi makanan yang asing.
Sate blengong merupakan salah satu makanan khas dari Tegal yang dibuat dari daging blengong.
“Blengong itu hasil percampuran antara entog (mentog-red) yang betina dan bebek yang jantannya,” kata salah satu pedagang sate blengong di Jl Hangtua, Tegal, Caryo 48 belum lama ini.
Di Tegal, sebagian besar pedagang sate blengong mulai menggelar dagangannya ketika hari menjelang sore. Kurang lebih pukul 16.00 WIB pedagang sate blengong sudah stand by di tempat biasa mereka mangkal.
Di Tegal ada banyak tempat mangkal pedagang sate bengong, di antaranya di Jl Hangtua, Jl Sawo dan kompleks alun-alun Tegal.
Di Jl Hangtua, ketika hari sudah beranjak petang dan mulai malam, pedagang sate blengong menggunakan lampu minyak sebagai penerangan di samping sedikit sorotan dari lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu depan rumah penduduk sekitar.
Deretan gerobak yang berjejer di tepi jalan menjadi pemandangan khas pedagang sate blengong.
“Pedagang sate blengong ini kebanyakan masih saudara. Kami berangkat sore dan pulang malam sekitar pukul 11 malam,” imbuh Caryo yang diamini keponakannya yang juga menjadi pedagang sate blengong, Saiful, 19.
Sate blengong sebenarnya sudah ada sejak lama tapi baru mulai terkenal beberapa tahun belakangan ini. Biasanya, sate blengong disantap dengan menu lain yaitu kupat (ketupat) dengan kuah kental seperti kuah kupat glabed yang juga merupakan makanan khas Tegal lainnya.
Sate blengong di jual dengan harga Rp 3.000/tusuk. Rasa sate blengong agak pedas dan gurih dengan bumbu yang menggoda selera.
Selain sate blengong, pedagang juga menawarkan menu lain yaitu kulit yang dijual Rp 500 dan blengong goreng Rp 4.000. Adapun harga ketupat per porsi Rp 3.000.
Anda penasaran? Silahkan coba! (nad)