JAKARTA: Bentara Budaya Jakarta (BBJ) akan mengadakan pameran "Kencrung", melukis di atas permukaan alat musik berdawai mirip ukulele, sebagai pelengkap musik orkes keroncong.Pameran yang akan berlangsung pada 10-15 Januari ini menunjukkan berkarya seni tidak terbatas pada sebuah medium. Justru berkarya seni dengan mengeksplorasi medium menjadi sebuah karya yang menyegarkan sekaligus menawarkan kejutan.Melukis tak lagi di atas kanvas atau kertas. Kencrung sebagai alat musik, pada permukaannya digarap dengan imbuhan gambar, drawing, dan lukisan oleh para perupa yang merespon kencrung sebagai medium berekspresi. Sebanyak 69 perupa yang bergairah mencoretkan garis dan menorehkan warna di atas alat musik kencrung. Beberapa nama top di panggung seni rupa terlibat dalam acara ini seperti Djoko Pekik, Edi Sunaryo, Sigit Santosa, Nasirun, Melodia, Yuswantoro Adi, Ong Hari Wahyu, Bambang Heras, Yuni Wulandari, Irwanto Lentho, Andre Tanama, Budi Ubrux dan sederet nama lagi.Para perupa merespons undangan tiga kurator yaitu Romo Sindhunata, Hermanu dan Ong Hari Wahyu, dengan menggarap kencrung ibarat sebuah permukaan kanvas. Bentuk kencrung yang mirip gitar mini, menantang gagasan beberapa perupa membuat bentuk baru yang kemudian muncul kencrung dari alat penggorengan, tong, radio dan sebagainya. Benda bukan alat musikal ini kemudian digambar atau dilukis dengan objek yang menarik. Kencrung adalah alat musik yang penting bagi orkes keroncong sebagai pengiring irama musik. Crung-crung, atau crong- crong, adalah bunyi yang dihasilkan kencrung. Makanya berdasarkan bunyi "crung", alat berdawai ini dinamakan kencrung.Dalam pameran ini kencrung tidak didudukkan dalam cara kerja musikalnya, atau dimainkan, namun kencrung yang menawarkan keindahan, keunikan, keliarannya dalam bentuk visual. (tw)
Show
Lukisan di atas alat musik kencrung dipamerkan
Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Nadya Kurnia