MAKASSAR: Grup Grand Clarion berencana menanam modal sebesar Rp1 triliun selama 2012-2013 untuk membangun enam hotel baru dengan kapasitas total 1.700 kamar di lima kota besar di Sulawesi dan Jawa.
Direktur Utama Grand Clarion Group Anggiat Sinaga mengatakan enam hotel baru yang akan dibangun itu, lima diantaranya adalah hotel bintang empat dan satu hotel bintang tiga.
"Investasi satu kamar hotel bintang empat mencapai Rp600 juta, dan untuk satu kamar hotel bintang tiga Rp400 juta," ujarnya dalam paparan bisnis hari ini.
Menurutnya, keenam hotel tersebut proses pembangunannya ditargetkan dapat dimulai awal tahun ini dan maksimal pada Juli 2012 semua hotel yang akan dibangun sudah ke tahap ground breaking atau peletakkan batu pertama agar pada 2013 semua hotel baru itu siap beroperasi.
Pembangunan enam hotel baru itu secara keseluruhan akan menambah jumlah kamar menjadi total 2.500 kamar hotel pada 2013, dari sekitar 757 kamar hotel yang ada dalam lingkup grup hotel tersebut sekarang, dari tiga hotel yang sudah beroperasi yaitu Grand Clarion Makassar, Quality Plaza Hotel Makassar, dan Grand Palace Hotel.
Adapun enam hotel baru yang akan dibangun nanti, lokasinya tersebar di lima kota yaitu Makassar, Palu, Kendari, Jakarta, dan Surabaya. Masing-masing adalah, Grand Clarion Kendari yang ditargetkan memiliki 200 kamar, Grand Clarion Jakarta hasil akuisisi Nirwana Hotel 216 kamar, Grand Clarion Surabaya hasil akuisisi Hotel Equator Surabaya 669 kamar, Grand Rinra Hotel 222 kamar, Perintis Hotel Makassar 150 kamar, dan Grand Clarion Palu 222 kamar. “Dari semua hotel itu, hanya Perintis Hotel Makassar yang merupakan hotel bintang tiga,” ucapnya.
Pendiri Grand Clarion Group Wilianto Tanta menuturkan pengembangan bisnis yang dilakukan tersebut, mempertimbangkan peluang bisnis jasa perhotelan kedepan yang cukup menjanjikan.
"Apalagi rata-rata provinsi yang akan mengalami perkembangan pesat kedepan nanti, adalah provinsi-provinsi di kawasan Tmur Indonesia (KTI), oleh sebab itu empat dari enam hotel yang akan dibangun itu berlokasi di KTI," ujarnya.
Sementara itu, untuk Grand Clarion Surabaya, grup itu lebih mempertimbangkan faktor peluang pasar perhotelan di kota terbesar kedua di Indonesia itu yang prospektif.
Dia menambahkan, modal yang akan ditanam nanti, rencananya akan melibatkan dana pengusaha daerah atau lokal, dengan pembagian 70% modal investasi dari pihaknya, sisanya dari pengusaha lokal yang bisa dalam bentuk tanah.
"Makanya dalam rencana kami ini, kami juga membuka pintu selebar-lebarnya, jika ada pengusaha daerah yang ingin terlibat dalam rencana investasi kami. Kami juga menyerahkan sepenuhnya kepada pengusaha daerah yang akan terlibat, mengenai bentuk keterlibatannya. Bisa dalam bentuk modal segar, bisa juga dalam bentuk lahan atau tanah," paparnya.
Keterlibatan pengusaha daerah diklaim Wilianto sebagai wujud kontribusi nyata mereka, untuk membantu pemerintah untuk membangun daerahnya sendiri. Lebih jauh, paparnya, dari total investasi yang akan dikeluarkan, 70% berasal dari pembiayaan pihak perbankan, sisanya menggunakan dana internal perusahaan.
Dia menegaskan, terkait sumber daya manusia yang akan dilibatkan untuk pengoperasian enam hotel tersebut, pihaknya sudah memprediksi keenam hotel itu akan menyerap kurang lebih 2.500 tenaga kerja, yang diharapkan 50% dari tenaga kerja itu berasal dari Sulawesi Selatan.
”Bahkan kalau bisa 80% tenaga kerjanya nanti dari Sulawesi Selatan. Kami berharap tiga atau empat bulan sebelum hotel-hotel itu beroperasi, tenaga kerja sudah dapat diserap,” tambahnya. (sut)