JAKARTA-Seniman kenamaan Indonesia, Entang Wiharso, dengan karya logam yang diberi judul Chronicles Fence, bersama Jumaldi Alfi lewat karyanya Re-reading Landscape (Melting Memories) akan tampil dalam Art Stage Singapore yang berlangsung dari 24- 27 Januari 2013 di Marina Bay Sands, Singapura.
Karya Jumaldi Alfi ini didasarkan pada gaya melukis “Mooi Indie” atau “Indonesia Molek”. Gaya ini sangat populer di masa penjajahan Belanda dan ditandai oleh potret alam romantis Indonesia yang dulu dikenal dengan Dutch East Indies, karya Jumaldi Alfi melakukan napak tilas asal usul sejarah seni rupa modern Indonesia.
Seniman Indonesia lainnya yang berpartisipasi dalam program bertema “Karya Seni berskala Besar dan Pertunjukan” adalah Galam Zulkiflie, Aditya Novali, Arahmaiani, Melati Suryodarmo dan Tintin Wulia.
Galam Zulkiflie telah menciptakan terobosan baru dalam karirnya dengan menciptakan lukisan sepanjang 10 meter yang menampilkan tokoh-tokoh bersejarah dalam dunia seni Indonesia.
Dia melukis dalam 8 lapisan, dan karya ini menampilkan tokoh yang berbeda di bawah tiga teknik pencahayaan yang berlainan: sinar UV, cahaya putih dan kegelapan. Karya penting ini diciptakannya untuk Paviliun Indonesia.
Sementara itu Aditya Novali menampilkan karya instalasi yang merupakan karya sangat pribadi yang telah dikerjakan selama 7 tahun. Beberapa tahun lalu sebagian karya besar ini pernah dihancurkan oleh Aditya. (foto:artstagesingapore.com/yus)