BISNIS.COM, BANDUNG-- Band bergenre post rock asal Jepang, Mono berhasil menghipnotis ratusan penggemarnya di teater terbuka Dago Tea House Bandung, Sabtu malam (05/04).
Band yang digawangi Takaakira Goto (electric guitar, glockenspiel), Hideki Suematsu (electric guitar, glockenspiel), Tamaki Kunishi (bass guitar, electric guitar, piano, glockenspiel), dan Yasunori Takada (drum kit, glockenspiel, synthesizer) itu tampak dingin membawakan beberapa lagu.
Sebut saja misalnya beberapa hit seperti 'Legend' dan 'Burial at Sea' yang langsung menghangatkan suasana membuka pertunjukan. Padahal, sebelum konser dimulai hujan deras terus membasahi area panggung band yang dibentukan pada 1999 itu.
Permainan dingin para personil Mono seolah menjadi karakter kuat band beraliran post rock. Selama pertunjukan, satu kata pun tak pernah keluar dari mulut mereka. Alih-alih menyapa penonton, wajah mereka terus menunduk menghayati permainan alat masing-masing.
Di luar dugaan, para fans Mono rela duduk di depan dengan guyuran hujan yang membasahi tubuh mereka. Demi menikmati suguhan lagu-lagu eksperimen Mono, hujan tak menjadi sebuah alasan.
Lagu lainnya semacam 'Pure as Snow' dan 'Follow the Map' semakin membuktikan permainan Taka dengan sedikit atraksi memukau. Meski hanya duduk di kursi, Taka beringas memainkan alat dengan sesekali memperlihatkan pertunjukan liar membanting gitar.
Suguhan musik dengan efek gloomy dari Mono pun terus membuat kepala para penonton menggeleng mengikuti irama. Sesekali tepuk tangan penonton tak henti-henti di alamatkan pada semua personil.
Lambat laun, hujan mulai mereda. Aksi Mono semakin garang dengan menggeber beberapa lagu andalan seperti 'Everlasting Light'. Lagu ini seperti biasa menunjukan sebagai tembang penutup di setiap konser mereka.
Dengan penampilan yang terus memanas, Mono akhirnya menutup konser secara apik dan penuh kejutan. Namun tetap saja, seusai menggeber lagu terakhir, tak ada sedikit pun kata yang keluar dari mulut para personil.
Hujan pun mereda. Semua penonton berdiri memberi tanda penghormatan. Sebuah konser yang sederhana tapi mahal untuk dilewatkan. (if)
Musik