BISNIS.COM, JAKARTA— Seorang perempuan peserta seminar kesehatan menuturkan kakeknya berusia 70 tahun meninggal dunia setelah diketahui mengidap kanker prostat. Sang kakek, katanya, tutup usia setelah 2 tahun menjalani pengobatan.
“Saat diperiksa, kakek saya ternyata sudah mengidap kanker prostat stadium empat, sebelumnya keluarga tidak tahu penyakit yang dideritanya,” katanya.
Berdasarkan data dari Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) dan Sanofi Indonesia, kanker prostat merupakan penyakit ganas berupa kelenjar yang terdapat dalam sistem reproduksi pria dan berada di bawah kandung kemih atau di depan anus.
Ukuran kelenjar tersebut sebesar biji kenari yang mengelilingi saluran penghubung kantung kemih ke lingkungan luar tubuh (uretra). Kelenjar itu berfungsi agar sperma pria tetap encer atau cair.
Faktor usia dan keturunan merupakan penyebab terjadinya kanker prostat khususnya bagi pria berusia 70 tahun ke atas. Faktor lain, seperti peningkatan kadar hormon testosteron, makanan berlemak tinggi, rokok dan bahan racun lainnya berisiko menimbulkan kanker prostat.
Rainy Umbas, spesialis bedah urologi mengatakan pengidap kanker prostat saat ini memiliki peningkatan tajam di seluruh dunia. Dia menyebutkan negara Asia pengidap kanker prostat terbesar adalah Jepang dan Korea. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS Dharmais menunjukkan penaikan jumlah penderita hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
“Pengidap kanker prostat di Indonesia jumlahnya sekitar 11 per 100.000 penduduk. Sebagian tidak terdeteksi dan sebagian relatif rendah dibandingkan dengan Singapura atau Malaysia yang cenderung tinggi,” ujarnya.
Menurut Umbas, kanker prostat merupakan penyebab kematian kanker ketiga terbesar setelah kanker paru dan kanker usus besar. Bahkan, lanjutnya menjadi penyebab kematian utama pada pria berusia di atas 74 tahun.
Pengidap cenderung lalai dan abai. Kebanyakan setelah kanker tersebar ke tulang, baru mereka memeriksakan ke dokter.
Umbas menjelaskan penyakit itu perlu dideteksi secara dini agar tidak memakan korban lebih lanjut. Menurutnya, ada beberapa cara paling efektif guna mendeteksi dini kanker mematikan ini, salah satunya dengan metode colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE).
Fungsinya guna mengetahui apakah pria selain yang memiliki riwayat keluarga pengidap terserang juga atau tidak.
Dapat diobati
Sementara itu, Pakar Onkologi Medik Senior dari Universitas Indonesia Aru Wicaksono Sudoyo mengatakan kanker prostat dapat diobati sesuai dengan tingkat kekhawatiran mulai dari stadium satu hingga stadium empat.
Kanker stadium awal atau stadium satu dan dua adalah kanker yang belum menyebar ke luar atau masih berada di wilayah kelenjar prostat. Adapun, kanker prostat stadium tiga dan empat cenderung sudah menyebar ke jaringan lain seperti kantong air mani atau kelenjar getah bening.
Oleh karena itu, paparnya, ada beberapa cara pengobatan yang dilakukan. Pertama, pengidap kanker prostat dengan perkiraan hidup lebih dari 10 tahun, akan dilakukan pembedahan. Kedua, jika usia harapan penderita antara 5-10 tahun, akan diberikan radioterapi.
Bila usia harapan hidup penderita kurang dari 5 tahun atau bila terdapat kontraindikasi operasi maupun radioterapi, pengobatannya melalui kemoterapi. Kemoterapi pada kanker prostat stadium 4 bisa diobati dengan docetaxel (antimitosis klinis) dan mitoxantrone (obat pencegah pertumbuhan sel kanker).
Tujuannya, mengontrol pertumbuhan sel kanker serta mempertahankan kualitas hidup pasien dari nyeri tulang. (ltc)