Health

Pentingnya Mencegah Bahaya Korupsi Sejak Dini

Miftahul Khoer
Sabtu, 27 Juli 2013 - 13:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Sebagian dari Anda mungkin masih hafal lagu berjudul Distorsi yang dilantunkan salah satu musisi ternama Tanah Air,  Ahmad Dhani melalui Ahmad Band, era 90-an itu.

Sebuah lagu yang menghentak para koruptor di negara tercinta ini.

Bisa jadi, Ahmad Dhani membuat lagu tersebut berdasarkan fenomena atau riset yang ada.

Ketika kalangan remaja sibuk bermabuk-mabukan, di saat itu pula kalangan orang tua asik berpraktik korupsi, yang ujung-ujungnya menyengsarakan rakyat dan merugikan negara.

Lantas bagaimana mencegah prilaku korupsi terhadap generasi muda agar hal tersebut tidak mengakar lebih dalam?

Mira D Amir, Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) mengatakan langkah pertama mendidik generasi muda berprilaku anti korupsi memang harus diawali sejak dini.

Orang tua lah yang pertama kali harus mendidik bagaimana mencegah anak dari prilaku mencuri.

“Ada beberapa anak yang memang berkarakter ingin memeroleh kepuasan (impulsif), ada juga anak yang bisa kontrol prilaku dan emosinya sendri,” katanya belum lama ini.

Dia memberikan ilustrasi, dalam sebuah kelompok anak berjumlah lima orang diberikan sejumlah permen untuk mereka konsumsi.

Satu orang anak yang bertugas membagikan permen tersebut ternyata tidak memberikan secara merata terhadap anggota kelompoknya.

Mira mengatakan, prilaku anak tadi sudah termasuk benih-benih korupsi yang jika dibiarkan akan terbawa hingga dewasa.

Di sinilah peran orang tua atau lembaga pendidikan yakni guru harus benar-benar menyadarkan dan memberi edukasi perihal sikap koruptif ini.

Menurutnya, banyak penyebab anak berprilaku demikian, ketika mereka berhasrat memiliki sesuatu. Maka, lanjutnya, tindak koruptif atau dalam hal ini mencuri hak orang lain disebabkan anak tidak tahu cara mengkomunikasikan keinginan tersebut.

“Yang penting anak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, itu sudah memuaskan dirinya.”

Penyebab lainnya adalah dikarenakan emosi beberapa anak terganggu atau iri ketika temannya memiliki sebuah barang yang dipamerkan ke teman lain, dan dia sendiri sangat ingin memilikinya.

Mira menyampaikan, selaku orang tua, ada baiknya jika ketika anak melakukan sikap mencuri harus dicaritahu dulu motifnya.

Bisa jadi orang tua kurang memberikan kebutuhan apa yang anak inginkan, sehingga dengan mencuri, anak bisa merasa puas mendapatkan apa yang diinginkan.

“Dan yang sangat dikhawatirkan, prilaku tersebut bakal terus menempel dalam diri anak ketika mereka terus beranjak dewasa. Maka dari itu, sikap koruptif tak lain benihnya adalah dari mencuri,” ujarnya.

Efnie Indrianie, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Maranatha Bandung menambahkan, guna mencegah anak berprilaku korupsi adalah perlunya quality time dari orang tua.

Bimbingan orang tua atau parenting dalam hal ini memberikan pemahaman makna kejahatan korupsi yang bisa merugikan negara. “Efek mencuri itu sangat luar biasa. Bisa jadi candu yang terus terbawa dalam diri anak, ujarnya.

Padahal, sikap mencuri anak tersebut sebetulnya tidak didasari atas keinginan atau pemenuhan kepuasan saja, melainkan adanya kesempatan terbuka untuk mereka lakukan.

“Saya hanya berpendapat singkat saja, berikan anak kepercayaan sejak dini dan berikan juga apa yang mereka inginkan sejauh orangtua mampu memenuhinya,” ujar Efnie.  (ra)

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro