Bisnis.com, JAKARTA - Kira-kira 1 tahun yang lalu, daerah tempat saya tinggal di Solo, Jawa Tengah digegerkan oleh berita perselingkuhan yang dilakukan oleh istri seorang pengusaha hotel dengan salah satu karyawannya.
Sang istri, sebut saja Nike yang berprofesi sebagai juragan batik rumahan, memiliki hubungan terlarang dengan Agus (bukan nama sebenarnya) hingga memiliki seorang anak.
Pengakuan pun dilontarkan Nike kepada suaminya. Beberapa waktu berselang, sang suami, yang dikenal sangat pendiam hanya menyibukkan diri dengan aktivitas pekerjaanya sembari mengatur rumah tangganya agar seperti sedia kala.
Akhirnya, karena tak bisa melupakan apa yang telah dilakukan sang istri di bawah atap rumahnya, dia pun akhirnya menceraikannya.
Berapa pertanyaan timbul berdasarkan kisah di atas, apakah perselingkuhan harus berakhir dengan jalan cerai? Apakah tidak ada usaha yang signifikan untuk memperbaiki bahtera rumah tangga? Dan jalan apa yang harus ditempuh oleh peselingkuh (pihak yang berselingkuh) untuk menebus rasa bersalahnya karena telah menodai janji suci pernikahan?
Pingkan C.B. Rumondor, Psikolog dari Laboratorium Psikologi Universitas Bina Nusantara dan Klinik Medicare, mengungkapkan perselingkuhan adalah pilihan yang dilakukan secara sadar bukan di bawah alam sadar.
“Suami dan istri sama-sama memiliki peluang untuk selingkuh terlepas dari siapa yang memiliki intensitas tinggi bertemu dengan orang banyak. Karena kini, perselingkuhan pun dapat terjadi tanpa tatap muka, misalnya melalui media sosial yang kemudian berlanjut menjadi hubungan emosional yang intens,” katanya saat dihubungi Bisnis belum lama ini.
Dia menjelaskan sebagian besar perselingkuhan dipicu ketidakpuasan dalam pernikahan. Ketidakpuasan ini mencakup beberapa hal, yaitu seksual, kurang penghargaan dari pasangan, kurang diperhatikan, kurang disokong secara ekonomi dan pasangan kurang terbuka.
Selain itu, ada juga pasangan selingkuh yang cuma sekedar mencoba keluar dari rutinitas dan bosan hubungan seks bersama pasangan yang kemudian mencari pemuasan gairah seksual dengan pihak lain.
Cinta lama bersemi kembali juga merupakan salah satu faktor pemicu selingkuh. Apabila ada pengagum yang kembali mengejar dengan gencar, maka orang yang senang punya pengagum bisa luluh dan selingkuh, meski awalnya pernikahan mereka baik-baik saja.
Alasan terakhir perselingkuhan terjadi adalah adanya faktor balas dendam pada pasangan yang dulu pernah menyelingkuhi.
Namun, perselingkuhan tak selalu diselesaikan dengan jalan perceraian. “Memang membangun keharmonisan setelah perselingkuhan butuh waktu dan usaha yang keras tetapi ada kasus khusus di mana pernikahan menjadi lebih kuat pascaperselingkuhan jika kedua belah pihak memilih untuk meneruskan rumah tangga,” katanya.
Hal ini harus dibarengi dengan niat berubah dari pihak yang berselingkuh dan ada pemaafan dari pihak yang diselingkuhi.
Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh pihak yang berselingkuh untuk meminta maaf yaitu menyadari bahwa kita melakukan kesalahan. Perselingkuhan adalah keputusan yang diambil secara sadar. Jadi terlepas dari keadaan pernikahan, sadarilah bahwa kita lah pihak yang mengambil keputusan untuk memiliki hubungan khusus dengan pihak di luar pernikahan.
Langkah kedua adalah mengakui perselingkuhan, tanpa menutup-nutupi. Tanpa perlu ditodong lebih lanjut oleh pasangan. Jelaskan secara terbuka mengenai bagaimana bisa terlibat perselingkuhan. Hindari menyalahkan pasangan, seperti “karena kamu kurang perhatian, aku mencarinya dari orang lain”.
Langkah ketiga, terimalah saat pasangan marah dan mengungkapkan perasaannya. Terima saja sebagai konsekuensi perilaku kita. Emosi pasangan pasti akan naik turun. Hari ini tampak bisa menerima, besok kembali sedih dan kecewa. Dengarkan dan tanggapi, tunjukkan bahwa kita memahami perasaannya, menyesal, dan ingin mempertahankan pernikahan.
Setelah kondisi emosi pasangan mereda, ajak bicara dan tanyakan perilaku apa yang bisa membuatnya kembali percaya. Lakukan hal-hal praktis, seperti mulai membiasakan menelepon pasangan saat makan siang.
Sambil melakukan langkah-langkah ini, dekatkan diri dengan pasangan. Pelajari apa yang membuatnya merasa disayang, anggap saja sedang memulai hubungan yang baru dengan pasangan.
Di sisi lain, tambahnya, jika telah memiliki anak, anak patut untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dengan orang tuanya. Kejujuran orang tua bisa mengembangkan rasa percaya.
“Jika anak dibohongi maka ia akan sulit mengembangkan kepercayaan saat beranjak dewasa,” paparnya.
Bicara ke anak mengenai perselingkuhan harus dipersiapkan. Bicarakan dulu berdua dengan pasangan, sepakati sejauh mana akan menceritakan detil perselingkuhan. Pasangan yang berselingkuh juga patut mengakui kesalahannya pada anak, seperti mengakui ke pasangan.
Dia menambahkan, tekankan ke anak bahwa terlepas dari kesalahan kita, terlepas dari fakta kita pernah berhubungan romantis atau seksual dengan pihak lain, kita tetap menyayangi sang anak