Di Indonesia, olahraga lari masih dianggap hanya sebagai alat hukuman. Padahal lari sebenarnya lebih bersifat preventif kesehatan, terutama diabetes. /reuters
Relationship

Ini Cara Indorunners Sebarkan Virus Lari

Puput Ady Sukarno
Rabu, 8 Januari 2014 - 23:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - "Lari itu sebaiknya minimal tiga kali dalam seminggu dan 30 menit per sesi. Tapi, bagi pemula tidak perlu dipaksakan dulu. Kalau kuatnya baru 10 menit tidak apa-apa, selebihnya yang 20 menit jalan saja. Enjoy saja, nikmati dulu," tutur Reza Puspo, Founder IndoRunners saat saya temui di Hotel Atlet Century Park, Senayan, belum lama ini.

Begitulah salah satu tip sederhana yang bisa didapatkan apabila bergabung dengan IndoRunners dan masih banyak lainnya lagi, termasuk bisa turut terlibat dalam kegiatan amal sosial kemanusiaan hanya dengan cara berlari.

IndoRunners adalah sebuah komunitas penggemar olahraga lari independen terbesar di Indonesia. Pada jejaring sosial Twitter dan Facebook, total jumlah anggotanya telah melebihi 25.000 pelari pemula hingga profesional berbagai usia tersebar diberbagai kota.

Komunitas tersebut senantiasa menyebarkan 'virus lari' yang bertujuan untuk mempopulerkan lari sebagai olahraga yang menyenangkan, mudah dilakukan, serta menjadikannya bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.

"Setelah 4 tahun berdiri, sejak 12 Desember 2009 hingga sekarang, saya tidak pernah membayangkan IndoRunners bakal sebesar ini," tutur Reza Puspo mengawali kisahnya.

Mulanya, aktivitas lari yang intens mulai dilakukannya tersebut lebih karena dorongan menjaga kesehatan dan stamina tubuh saja, mengingat dirinya saat itu mudah sekali sakit. "Saya sering sekali terserang flu, bahkan dalam setahun bisa 8-10 kali mengalaminya," tuturnya.

Kemudian, atas anjuran seorang teman, yang juga dokter, menganjurkan Reza untuk meningkatkan kardio-nya. "Saya lalu suka pergi nge-gym, tapi lama-lama bosen, selain itu juga terbatas waktunya karena harus gantian dengan orang lain. Maka saya memutuskan lari dijalan, terutama saat car free day," ujarnya.

Berawal dari car free day itulah akhirnya sering bertemu dengan beberapa teman yang ternyata juga suka lari, mengingat lari bukan olahraga yang populer, belum banyak yang turun. Car free day waktu itu juga masih dipenuhi dengan aktivitas bersepeda, hanya beberapa gelintir saja yang suka lari.

"Kemudian saya buat IndoRunners lewat Facebook, sebagai ajang komunikasi dan tukar pengetahuan tentang lari. Dikarenakan selama ini untuk mengetahui berbagai informasi, baik belajar maupun tip berlari hanya mengandalkan Mbah Google. Dan dengan FB pulalah, mulai banyak yang gabung dari pemula hingga profesional, hingga disanalah komunikasi tukar pikiran semakin terjalin," tuturnya.

Setiap kali sehabis olahraga lari, Reza selalu mem-posting fotonya di FB. Dan ternyata lama-lama virusnya menular, karena dengan melihat foto-foto serunya lari bersama ternyata membuat orang penasaran dan banyak orang Jakarta butuh banget kegiatan outdoor.

Tidak perlu waktu lama, belum setahun berdiri sudah sebanyak 1.000 orang bergabung menjadi anggota IndoRunners melalui jejaring FB tersebut.

"Namun, lama-kelamaan disadari perlunya wadah bertemu secara langsung untuk menyebarkan spirit lari pada masyarakat, hingga terbentuklah kegiatan rutin 'Sunday Morning Run', yakni lari bersama setiap Minggu Pagi mulai pukul 06.00 wib dari FX Senayan menuju Bundaran HI bolak-balik, sekitar 10 km," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, aktivitas lari dihadapkan pada situasi bulan Ramadhan sehingga kegiatannya harus dikurangi. Namun, banyak teman-teman yang tidak ingin kehilangan level larinya meski bulan puasa, sehingga lahirlah 'Thursday Night Run' sejak 2 tahun lalu dan tidak pernah putus sampai sekarang.

"Program yang dilakukan di Jakarta ini akhirnya merembet ke luar daerah dengan program serupa, seperti di Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Medan, Aceh, Palembang dan Padang," ujarnya.

LARI UNTUK AKSI SOSIAL

Dengan semakin banyaknya anggota komunitas, lalau pada 2010, terbersitlah ide dari saudara Holip Soekawan, membuat kegiatan lari tapi bersifat sosial dengan sebutan Lari Untuk Aksi Sosial (LUAS).

"Dengan program ini, IndoRunners bekerjasama dengan sejumlah yayasan maupun korporasi untuk membuat acara amal dengan berlari. Setiap kilometer yang dihasilkan peserta lari, diganti dengan sejumlah uang, yang dananya didonasikan untuk amal kepada pihak yang membutuhkan," ujarnya.

Beberapa pihak yang pernah menggandeng IndoRunners untuk aksi sosial antara lain, Allianz, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), BW Plantation, dll.

"Responnya juga luar biasa. Dan ternyata mengajak orang lari untuk sebuah alasan itu sangat mudah sekali. Lama-lama kelamaan komunitas ini terbentuk struktur dalam sebuah yayasan 'Mari Lari' yang bertujuan menyebarkan virus lari dengan program LUAS tersebut," tuturnya.

Dan menginjak usianya yang tahun keempat ini, IndoRunners masih mengemban misi sederhanya sejak awal, yakni melarikan orang Indonesia.Karena, menurutnya sebagian besar orang Indonesia masih menganggap lari bukan sebagai gaya hidup, seperti di Singapura.

"Di Indonesia, olahraga lari masih dianggap hanya sebagai alat hukuman. Padahal lari sebenarnya lebih bersifat preventif kesehatan, terutama diabetes. Ini juga salah satu alasan lain saya, mengingat ayah saya meninggal karena diabetes," pungkasnya

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro