Diabetes/upkkemenkes
Health

Ini Lho Gejala Diabetes pada Usia Muda dan Penyebabnya

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 3 Juli 2025 - 14:17
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kencing manis atau Diabetes Melitus yang saat ini dikenal dengan Diabetes, merupakan penyakit yang bukan hanya menyerang orang tua atau usia lanjut.

Dengan gaya hidup modern yang serba cepat dan cenderung tidak sehat, Diabetes telah menjelma menjadi ancaman nyata bagi generasi muda, mengintai dengan senyap dan berpotensi merenggut kualitas hidup mereka di masa depan, karena semakin banyak anak dan remaja yang terdiagnosis Diabetes, yang saat ini dikenal dengan diabetes tipe 5.

Dilansir dari laman kemenkes, peningkatan prevalensi Diabetes pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda adalah fenomena global yang mengkhawatirkan. Pergeseran pola makan dari alami menjadi makanan siap saji, kemudian menjadi konsumsi makanan olahan tinggi gula, lemak trans, dan garam, ditambah minimnya aktivitas fisik akibat gaya hidup sedentari yang didominasi gawai/gadget serta paparan stres yang berkelanjutan menjadi faktor pemicu utama yang mempercepat munculnya resistensi insulin dan pada akhirnya menjadi diabetes tipe 2. 

Jenis diabetes ini, yang dulunya nyaris eksklusif pada orang dewasa, kini semakin sering ditemukan pada usia yang jauh lebih muda, bahkan pada anak-anak pra remaja dan remaja (pelajar SMP dan SMA).

Kondisi tersebut banyak menyerang generasi muda (generasi Z dan generasi Alpha), di mana mereka lebih banyak menghabiskan waktu di cafe dengan mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, namun di saat yang sama mereka kurang bergerak – istilah sekarang mager (malas gerak).

Ancaman Diabetes pada generasi muda bukan hanya sekadar angka statistik Konsekuensinya jauh lebih mendalam dan merusak. Ketika Diabetes menyerang di usia muda, artinya tubuh akan terpapar kadar gula darah tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Paparan kronis ini mempercepat timbulnya komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan. Apabila mengalami luka akan menjadi borok (gangren) hingga amputasi.

Selain itu, dampak psikologis dan sosial juga tidak bisa diabaikan. Diagnosis Diabetes di usia muda sering kali membawa stigma, kecemasan, dan depresi. Keterbatasan diet, keharusan memonitor gula darah secara rutin, dan potensi komplikasi dapat memengaruhi kepercayaan diri, interaksi sosial, dan bahkan pilihan karier. Generasi muda yang seharusnya berada pada puncak kreativitas dan produktivitas, terpaksa menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan membatasi aktivtas. Menghadapi ancaman ini, peran berbagai pihak sangat penting.

Penyebab Diabetes pada Generasi Muda

Diabetes yang saat ini telah menyerang generasi muda disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1.  Malnutrisi (mengalami masalah gizi) sejak lahir
Kondisi ini dapat menyebabkan resistensi insulin yang meningkatkan risiko Diabetes pada anak-anak. 

2.  Pola makan tidak seimbang
Konsumsi makanan manis, makanan olahan, dan makanan kurang serat akan meningkatkan kadar gula darah dan risiko Diabetes . 

3.  Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dan kurang berolahraga akan menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan meningkatkan risiko Diabetes . 

4.  Obesitas
Kelebihan berat badan, ditandai banyaknya lemak di sekitar perut, akan meningkatkan risiko Diabetes pada anak-anak dan remaja. Walaupun demikian, penderita diabetes tipe 5 tidak selalu obesitas, karena penderitanya juga banyak yang kurus.

5.  Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan Diabetes juga meningkatkan risiko seseorang menderita Diabetes . Riwayat keluarga tidak selalu diturunkan dari orang tua kepada anaknya, namun juga dapat diturunkan dari kakek neneknya kepada cucunya (generasi kesatu kena, generasi kedua lepas, tetapi generasi ketiga kena lagi). 

6.  Perubahan gaya hidup modern
Perubahan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat termasuk kurang aktivitas fisik dan tingginya stress di era modern turut memicu peningkatan risiko Diabetes pada generasi muda. 

Gejala Diabetes pada Generasi Muda

Secara umum, Diabetes menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Haus berlebihan (polidipsi): sering merasa haus dan ingin minum banyak. 
2. Buang air kecil berlebihan (poliuri): sering buang air kecil, terutama di malam hari. 
3. Lapar berlebihan (polifagia): sering merasa lapar dan ingin makan banyak. 
4. Penurunan berat badan, meskipun nafsu makan meningkat, berat badan cenderung turun.
5. Penglihatan kabur, dikarenakan kadar gula darah yang tinggi menyebabkan lensa mata membengkak dan mengurangi kemampuan fokus.
6. Luka sulit sembuh, terutama luka pada kulit kaki, sulit sembuh karena kadar gula darah yang tinggi. 
7. Pusing dan lemas, diakibatkan kadar gula darah yang fluktuatif (naik turun dengan cepat).
 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro