Fashion

Pemerintah Diminta Lebih Utamakan Kesehatan Manusia Daripada Industri

Muhammad Khamdi
Minggu, 2 Februari 2014 - 18:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Pemerintah harus punya komitmen untuk melindungi generasi sekarang dan mendatang dari konsekuensi kesehatan, sosial, lingkungan dan ekonomi dari konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau.

Pernyataan itu dipaparkan Indonesian Tobacco Control Legal Resource Centre (ITCLRC) Tubagus Haryo Karbyanto menyikapi pernyataan Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengenai pengendalian tembakau pekan lalu.

Seperti diketahui, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta lintas kementerian bisa bersinergi dalam rencana ratifikasi kesepakatan internasional Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) agar tidak merugikan petani terutama di Jawa Timur sebagai penghasil tembakau terbesar.

Soekarwo mengatakan jika Kementerian Kesehatan memiliki konsep menyehatkan masyarakat melalui pengendalian tembakau, maka kementerian di bidang industri, perdagangan, pertanian dan tenaga kerja harus terlibat agar tercipta regulasi yang seimbang.

“Yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana keberpihakan dan sikap pemerintah Indonesia terhadap epidemic global dari tembakau,” papar Tubagus kepada Bisnis, Minggu (2/2/2014).

Menurutnya, perlu ada kematangan berpikir di antara kementerian lain bahwa hak atas kesehatan itu lebih penting daripada hak atas ekonomi lainnya (perdagangan, industri, tenaga kerja dan lainnya). Apabila lintas kementerian tidak sepakat, kata dia, maka Presiden SBY harus mengambil alih keputusan dan mengaksesi FCTC demi menyelamatkan Indonesia di mata dunia Internasional.

“Karena Indonesia adalah satu-satunya negara di Asean, Asia Pasifik dan di negara-negara OKI (konferensi Negara-negara Islam) kecuali Somalia yang belum mengaksesi FCTC,” papar dia.

Apabila rencana FCTC dilaksanakan, kata Tubagus, pemerintah tidak perlu mempersiapkan pengganti komoditas lain kepada petani selain tembakau. Menurutnya, FCTC tidak melarang petani menanam tembakau. Namun di sisi lain seperti diketahui bahwa tanaman tembakau adalah tanaman semusim yang hanya bisa ditanam di musim panas saja.

“Dengan maraknya impor daun tembakau dari luar justru ini yang akan tetap membuat posisi petani ada diposisi kalah. Jadi musuh petani bukan FCTC namun Industri rokok itu sendiri yg lebih pragmatis membeli tembakau impor yang lebih murah dan berkualitas bagus,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Setyardi Widodo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro