Bisnis.com, JAKARTA - Aroma wangi menyengat datang dari dapur rumah. Saking menyengatnya terkadang membuat hidung gatal.
Saat itu, saya sering melihat ibu tengah merebus beberapa lembar daun sirih hingga mengeluarkan asap. Air rebusan hangat yang berwarna kecoklatan itu kemudian diberikan kepada saya dan adik untuk membasuh area sekitar alat reproduksi ketika mandi. Ini adalah salah satu rutinitas saya ketika berada pada masa remaja di Solo, Jawa Tengah. Ibu pun mengatakan dirinya saat remaja melakukan hal serupa.
Rupanya hal turun-temurun secara tradisional ini sudah bertranformasi menjadi sesuatu yang instan tanpa direbus. Beberapa produk pembersih kewanitaan yang mengandung eksrak daun sirih sudah muncul di pasaran dalam kemasan botol. Lalu, apakah produk seperti ini aman digunakan bagi organ intim perempuan? Bagaimana cara merawat organ intim dan perlakuan apa saja yang dianjurkan?
Staf Departemen Urologi FKUI RSCM dr. Harrina E. Rahardjo, SpU, PhD menjelaskan merawat organ intim atau vagina merupakan hal krusial bagi seorang perempuan baik yang telah menikah maupun yang masih perawan.
“ Bagi perempuan yang telah menikah, dalam hal ini telah melakukan hubungan seksual, perawatan organ intim harus ekstra diperhatikan karena risiko terjangkitnya infeksi semakin besar,” katanya kepada Bisnis.
Bagi perempuan yang yang baru menikah, biasanya mereka terjangkit Honeymoon Cynstitis. Infeksi ini menyerang saluran urin atau kantong kencing perempuan yang menyebabkan intensitas kencing sangat sering dan terkadang tidak bisa dibendung lagi. Infeksi ini juga menyebabkan sakit ketika kencing.
Penyebab dari Honeymoon Cyntitis ini adalah tingkat keasaman vagina yang berada pada pH di bawah 4,5 tidak cocok dengan tingkat keasaman semen pria yang mencapai pH di atas 4,5. Hal ini meyebabkan pH vagina akan berubah lalu kuman normal pada vagina akan mati sehingga tidak dapat memerangi kuman abnormal yang menyebabkan infeksi.
"Perempuan yang setelah melakukan aktivitas seksual dengan suami hendaknya langsung kencing, jangan ditahan. Hal ini untuk melunturkan kuman-kuman agar keluar," tuturnya.
Bagi perempuan yang belum pernah melakuakan hubungan seksual, perawatan vagina yang harus dijaga adalah pada saat menstruasi. Ketika darah banyak keluar, di situlah tingkat keasaman vagina juga berubah.
“Jika sedang menstruasi harus sering mengganti pembalut minimal 3 kali sehari agar daerah kewanitaan tidak lembap dan tingkat keasaman tidak berubah,” ujarnya.
Selain itu Rina menjelaskan, perempuan memang rentan terkena infeksi pada daerah kewanitaan karena jarak saluran kencing, vagina dan anus saling berdekatan.
“Anus adalah sumber kuman. Jangan membawa kuman dari anus ke vagina. Baiknya membasuh vagina adalah dari arah depan ke belakang bukan sebaliknya dan jangan di usap-usap ke depan-ke belakang,” terangnya.
Saat membasuh vagina, Rina menganjurkan menggunakan sabun yang plain tanpa wewangian atau kandungan parfum. Cairan pembersih dan produk antiseptik lainnya mampu merubah keasaman vagina dan mematikan kuman normal. Rina menganjurkan sabun bayi yang memiliki tingkat risiko alergi yang sedikit.
Membasuh dengan rebusan air sirih atau teknik ratus untuk kesehatan vagina, tambahnya, memang belum ada penelitian ilmiah mendasar mengenai hal tersebut. Penggunaan kedua teknik itu adalah stereotype yang turun temurun diwariskan oleh orang tua ke anak-anaknya dan diyakini benar. Sehingga penggunaannya pun dipercaya hingga ke kalangan modern dan dibuat produk perawatan yang mengadung daun sirih. Jika tidak menyebabkan iritasi dan infeksi, cara tersebut boleh digunakan.
Namun terkadang penggunaan cara tradisional ini menafsirkan salah kaprah. Orang menganggap perawatan dengan daun sirih dan teknik ratus menjadikan vagina kesat dan kering.
“Padahal konsep vagina kesat dan kering itu salah, vagina harus selalu basah normal-bukan lendir atau keputihan-karena cairan yang membuat vagina basah diperlukan untuk mempertahankan vagina dari infeksi," jelasnya.
Hal lain untuk merawat kesehatan daerah kewanitaan adalah dengan mencukur bulu vagina secara rutin. Rambut di vagina adalah tempat kuman berkembang biak. Namun, mencukur bulu vagina harus dilakukan dengan alat cukur sekali pakai kemudian buang. Jangan digunakan berulang-ulang.
Terakhir adalah pakai celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan hindari celana dalam ketat. Ganti celana dalam ketika vagina sudah terasa sangat lembab. Jika terlalu lembab, jamur akan senang beranak pinak. Hal ini menyebabkan iritasi dan gatal pada selangkangan.