Bisnis.com, KUNINGAN- Jalur pendakian Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat kembali dibuka mulai Jumat (22/11/2024).
Pembukaan ini mencakup lima jalur pendakian, yaitu Linggajati, Linggasana, Palutungan, Apuy, dan Trisakti Sadarehe. Berdasarkan informasi, ada sejumlah aturan yang harus diperhatikan para pendaki demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Pertama, pendaki diwajibkan melakukan pemesanan secara daring melalui situs resmi www.bookingciremai.menlhk.go.id. Kemudian, durasi pendakian hanua diperbolehkan untuk durasi dua hari satu malam. Pendakian satu hari atau tektok masih dilarang hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Selanjutnya, pendaki harus melakukan registrasi ulang di basecamp. Proses ini meliputi pemeriksaan kesehatan, pembayaran jasa pendakian, pengarahan keselamatan (safety talk), dan pemeriksaan perlengkapan.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Toni Anwar mengatakan, kembali dibukanya jalur pendakian ini, pengelola berharap pendaki dapat mematuhi seluruh peraturan demi menjaga keindahan alam Gunung Ciremai serta keselamatan bersama.
Sebelumnya, penutupan jalur dilakukan karena adanya pemulihan ekosistem agar gunung Ciremai tetap hijau dan lestari. "Perlu dukungan dari semuanya untuk tetap menjaga dan mencintai lingkungan," kata Toni.
Gunung Ciremai adalah gunung berapi stratovolcano aktif yang terletak di Jawa Barat, Indonesia. Dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dan menjadi salah satu gunung paling menonjol di wilayah tersebut.
Secara administratif, Gunung Ciremai berada di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.
Gunung Ciremai termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang didirikan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di kawasan ini.
Hutan di gunung ini menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna, termasuk spesies endemik dan dilindungi, seperti lutung dan macan tutul Jawa. Di gunung ini juga terdapat sumber mata air yang penting bagi masyarakat di sekitarnya.
Secara geologi, Gunung Ciremai memiliki kawah yang besar di puncaknya, dengan diameter sekitar 600 meter, yang merupakan hasil dari letusan vulkanik di masa lalu. Meskipun gunung ini tergolong aktif, letusan terakhir yang tercatat terjadi pada tahun 1937.
Gunung Ciremai juga merupakan tujuan pendakian yang populer bagi para pendaki di Indonesia. Gunung ini memiliki beberapa jalur pendakian, yang paling terkenal adalah Jalur Linggarjati, Jalur Apuy, Jalur Palutungan, dan Jalur Sadarehe masing-masing dengan karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda.
Meskipun pendakiannya cukup menantang, keindahan alam, pemandangan kawah, dan pengalaman berada di puncak tertinggi Jawa Barat menjadikan Gunung Ciremai sebagai salah satu gunung yang sering dikunjungi oleh pendaki.
Dengan statusnya sebagai kawasan konservasi, Gunung Ciremai juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian alam dan keberlangsungan ekosistem di sekitarnya, termasuk sebagai sumber air dan paru-paru bagi daerah sekitarnya.