Logo Kontras/JIBI
Show

Kontras Sebut Demokrasi Formal tak Jalan, Seni Mengekspresi

Deliana Pradhita Sari
Selasa, 25 Februari 2014 - 09:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Kontras menilai Mekanisme demokrasi formal sekarang sudah tidak jalan dan butuh diekspresikan lewat seni.

"Dunia ekspresif lebih bisa menggambarkan tentang persoalan kegagalan sistem pemerintah menangani berbagai masalah HAM. Seni mampu mengemas permasalahan untuk disampaikan menjadi suatu cerita yang utuh", kata Koordinator Kontras Haris Azhar, Selasa (25/2/2014)

Riri Riza, Niniek L. Karim dan Vokalis Efek Rumah Kaca Cholil Mahmud adalah beberapa nama yang tergabung dalam sebuah Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Mereka adalah sosok yang juga berperan di bidang kesenian film dan musik.  Selain itu nama-nama yang sering bekerjasama dengan Kontras dalam berbagai aksi memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) adalah Seno Gumira Ajidarma, Slank dan Iwan Fals.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang khusus menangani orang-orang hilang sebagai respon dari praktik kekerasan dan menelan banyak korban ini mengupayakan keadilan dengan berbagai cara. Contoh kasus pelanggaran HAM yang menjadi perhatian hingga sekarang adalah pembantaian massal 1965-1970, kasus Bulu Kumba, kasus Trisakti hingga penculikan aktivis prodemokrasi.

Haris Azhar mengatakan upaya menuntut keadilan harus menjadi perhatian semua pihak karena masalah HAM adalah masalah bersama.

“LSM dan para seniman harus senantiasa bergandengan tangan dalam memperjuangkan HAM, karena kini masyarakat lebih menikmati unsur yang dibalut dengan seni daripada kontennya. Disinilah kami mengekspresikan proyek dan kampanye kami dengan cara yang tidak monoton,” katanya kepada Bisnis.

KontraS telah menyasar semua jenis seni untuk meng-go-public kan berbagai proyek dan kampanye yang mereka rancang. Mulai dari seni musik, seni teater, seni fotografi, seni dari komunitas anak punk dan komunitas hip-hop.

Salah satu pertunjukan teater yang digarap KontraS adalah pertunjukan bertemakan penculikan anak. Pertunjukan yang berlangsung 3 jam tersebut hanya merupakan dialog ayah dan ibu tentang anaknya yang hilang. Aksi panggung tersebut dimainkan oleh Seno Gumira Ajidarma dan Niniek L. Karim.

Selain itu, KontraS juga mensponsori pertunjukan wayang kulit bertemakan orang hilang yang diadakan di Solo. Bahkan tahun ini KontraS akan mengadakan workshop mengenai kebebasan berekspresi bersama dengan komunitas-komunitas seni.

“Indikator demokrasi tidak melulu dengan demonstrasi, seni pun efektif untuk menarik massa dan memberikan pemahaman lebih,” paparnya.

Segala jenis seni dengan berbagai muatannya akan ditampung oleh KontraS selama mereka memiliki 2 kriteria utama, yaitu pelaku seni tertarik dengan isu HAM dan tidak alergi dengan KontraS. Mereka akan diberikan kebebasan oleh KontraS untuk berkarya dan berekspresi.

Tujuan KontraS dalam menggalang usaha “melawan melalui seni” yang dinilai efektif ini adalah agar masyarakat setara dan berani berpartisipasi. Selain itu KontraS juga ingin mencapai penghormatan terhadap kemanusiaan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pancasila sila ke-2 dan ke-5.

 

 

Editor : Ismail Fahmi
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro