Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X (kanan) menjelaskan mengenai wayang kepada Putra Mahkota Kerajaan Norwegia Haakon Magnus. /antara
Travel

Melihat Beragamnya Wayang di Museum Wayang

Lili Sunardi
Sabtu, 29 Maret 2014 - 14:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - -Wayang menjadi produk kesenian kebanggaan Indonesia. Akan tetapi, mungkin tidak semua masyarakat mengetahui negara kita memiliki puluhan jenis wayang.

Museum Wayang yang terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Kota, mungkin dapat menjadi destinasi alternatif bagi anda yang belum memiliki agenda wisata di libur panjang kali ini.

Di museum tersebut, kita dapat melihat puluhan jenis wayang dan topeng hasil kebudayaan Nusantara, sekaligus mempelajari asal usulnya.

Dari laman resminya, diketahui ada empat jenis wayang yang menjadi koleksi Museum Wayang, yakni wayang kulit, wayang golek, wayang kelitik, dan wayang mainan.

Masing-masing jenis wayang itu kemudian terbagi lagi menjadi puluhan sub-kategori wayang. Hingga kini Museum Wayang mengoleksi lebih dari 5.400 buah dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah.

Jenis wayang golek Rai Wong ciptaan dalang Ki Entus Susmono dari Tegal, belum sempat terkoleksi. Akan tetapi beberapa wayang internasional seperti Wayang Potehi dari China, Vietnam, Thailand, Kamboja, India, dan Wayang boneka dari Inggris, Perancis, Polandia, dan boneka Stockholm, turut mewarnai jumlah koleksi museum ini.

Sementara itu, koleksi topeng museum mencakup Topeng Bali, Topeng Cirebon, Topeng Jogja, Topeng Malang, dan Topeng Surakarta.

Selain menikmati koleksi wayang, kita juga dapat menikmati arsitektur museum itu bergaya Eropa Barat. Gedung yang diresmikan sebagai Museum Wayang pada 1975 oleh Gubernur Ali Sadikin itu, pertama kali dibangun pada 1640 dengan nama De Oude Hollandse Kerk yang berarti Gereja Lama Belanda.

Kemudian pada 1732 bangunan itu diperbaiki dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk atau Gereja Baru Belanda. Gedung itu juga pernah hancur akibat gempa bumi pada 1808, dan dirobohkan oleh Deandels. Selanjutnya pada 1912 dibangun kembali oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Setelah beberapa kali pindah tangan, gedung itu akhirnya menjadi Museum De Oude Bataviaasche Museum atau Museum Batavia Lama yang diresmikan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Jenkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda Van Starkenborg Stachouwer.

Di tengah gedung di lantai dasar terdapat Taman Terbuka Museum Wayang, dimana terdapat sembilan prasasti peninggalan Belanda yang menampilkan nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman bekas gereja tersebut, seperti Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal VOC Gustaaff Willem Baron van Imhoff, dan pendiri Toko Merah dan Gubernur Jenderal Adriaan Valckkenier.

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : berbagai sumber
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro