Show

Lukisan Yarno Diminati Kolektor Mancanegara

Rahmayulis Saleh
Jumat, 2 Mei 2014 - 21:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Satu lagi pelukis Indonesia berjaya di kancah internasional. Dia adalah Yarno, 44 tahun. Karyanya kini banyak diminat kolektor dari berbagai negara sehingga harga lukisannya ikut melambung.

Lukisannya banyak menggambarkan kritikan terhadap lingkungan. Salah satu karyanya berjudul Power Struggle yang dibuat pada 2011, masuk dalam balai lelang Masterpiece Singapura, dan terjual dengan harga S$20.740 atau sekitar Rp191 juta pada pertengahan April 2014.

Laki-laki kelahiran Pagar Alam, Sumatra Selatan ini, masih tergolong baru di dunia seniman. Jumlah karyanya juga sekitar 50 lukisan. Namun, harga lukisanya terus naik. Pada 2010 masih Rp9 juta, lalu 2011 naik jadi Rp18 juta setelah dipamerkan di Seoul, Korea Selatan, dan di Singapura.

Pada 2012 harga tawar lukisannya menjadi Rp25 juta. Pada 2013, lukisan Yarno mencapai Rp40 juta, serta terakhir pada April 2014 harganya melonjak menjadi Rp191 juta.

“Namun, tidak semua kolektor berhasil memperoleh karyanya. Keunikan karya Yarno ada pada kepiawaiannya mengolah kombinasi warna, dan kekuatan goresannya jadi kritik lingkungan, menjadi sebuah karya seni modern yang mengesankan,” kata Direktur Galeri Apik Rahmat yang menaungi seniman berbakat, dalam rilisnya Jumat (2/5/2014).

Rahmat menuturkan keunikan lukisan Yarno adalah tampil dalam warna-warna monochrome, bersifat kontemporer. Kepiawaiannya dalam mengolah kombinasi warna dan kekuatan goresannya, menjadi kritik lingkungan yang sarkastik, dan jadi sebuah karya seni modern mengesankan.

Melalui karyanya dia bisa memperlihatkan lingkungan yang rusak, seperti pembabatan hutan yang meresahkan dirinya, tampil dalam goresan yang halus tanpa menghilangkan maknanya.

Koleksi lainnya bisa menggambarkan objek binatang yang muncul di antara pipa besi dan cerobong asap, sebagai simbol kian tersisihnya habitat hewan liar akibat pembabatan hutan.

Ada juga yang memperlihatkan bagaimana ikan di sungai bertahan hidup di antara lautan sampah. Karya ini merujuk pada polusi sungai yang makin parah.

“Itu sebagian keunikan karya Yarno untuk menunjukkan kegelisahannya pada ekosistem alam yang semakin tak seimbang. Semua itu tampil dalam warna yang dinamis daneye catching, sehingga kolektor mudah mengenali ciri khasnya itu” ungkap Rahmat.

Menurut dia, Yarno juga akan melelang karyanya yang lain berjudul Leader di balai lelang seni 33 Auction di Singapura pada 11 Mei nanti. “Dia juga mendapat sambutan hangat dari kolektor seni di London, Seoul, Jepang, Taiwan, Paris, Australia, Singapura, dan Beijing,” tambah Rahmat. 

Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor :
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro