Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun dikenal secara luas di Indonesia, penggunaan kecap manis ternyata berbeda antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Pakar kuliner Nusantara Arie Parikesit menyebutkan di wilayah barat, kecap banyak digunakan dalam jenis kuliner tumis dan kuah, seperti mi aceh dan pindang ikan patin.
Adapun di wilayah timur, banyak ragam kuliner daging dan ikan yang menggunakan kecap, ikan bakar parape, sop konro dan coto makassar.
Namun, penggunaan kecap manis lebih masif di Jawa yang merupakan ‘tanah kelahiran’ kecap di Nusantara. Di wilayah tengah Indonesia itu, banyak makanan wajib menggunakan kecap, seperti sate, soto, nasi goreng, tahu campur.
“Tapi, satu hal yang kami temukan dalam ekspedisi ini [Ekspedisi Warisan Kuliner Nusantara], kecap merupakan salah satu bumbu masak yang dapat menyatukan Nusantara,” kata Arie di sela Festival Jajanan Bango 2014, Sabtu (3/5/2014).
Tidak tercatat secara persis bagaimana sejarah kelahiran kecap manis di Jawa. Namun, dalam buku tulisan Sir Thomas Stamford Raffles berjudul The History of Java, sudah ada catatan tentang kedelai dan kecap.
Beberapa literatur menduga kecap manis pada awalnya dibuat oleh kaum Tionghoa untuk menyesuaikan dengan lidah Jawa yang menyukai masakan bernuansa manis.
“Kecap ini kolaboratif. Awalnya dibuat oleh pendatang Tionghoa, tapi penambahan herb-nya [rempah-rempah], seperti cengkih, kayu manis, itu dilakukan orang Jawa asli,” jelas Arie.