Jessica Huwae /goodreads.com
Entertainment

JESSICA HUWAE Mencipta Buku sebagai Medium Kritik Sosial

Tisyrin Naufalty Tsani
Minggu, 18 Mei 2014 - 20:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Berawal dari perbincangan di sebuah warung di bilangan Jakarta, antara Jessica Huwae dan penulis Syahmedi Dean. Saat itu, Jessica telah merampungkan naskah novel pertamanya. Sementara Dean sudah terlebih dahulu menerbitkan karya.

Novel pertama Dean, L.S.D.L.F. (Lontong Sayur Dalam Lembaran Fashion) yang menceritakan proses produksi sebuah majalah lifestyle, mencuri perhatian pembaca di Tanah Air.

Rasa ragu masih membayangi lulusan Sastra Inggris Universitas Indonesia ini. Berkat dorongan semangat dari Dean, Jessica bersedia mendatangi kantor salah satu penerbit ternama di Ibu Kota. Upaya itu tak berakhir sia-sia. Pada 2006, buku pertama Jessica, berjudul Soulmate.Com diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku bergenre metropop ini termasuk karya yang diburu khalayak.

“Dari dulu saya berkeinginan menciptakan sesuatu. Itu kenapa saya membuat DailySylvia.Com, atau membangun bisnis dengan rekan dan saudara. Salah satu yang saya ciptakan adalah menulis buku. Keinginan untuk menciptakan sesuatu sangat besar dalam diri saya,” ujarnya.

Pilihan Jessy, sapaan akrab Jessica, untuk menjadi penulis tidak lepas dari keresahannya terhadap hal-hal yang dianggapnya tidak sesuai dengan kaidah yang benar. Dengan segala keterbatasannya, maka medium buku merupakan pilihan yang tepat untuk menorehkan kritik terhadap prilaku dan peristiwa sosial yang seringkali tidak tepat. Buku, dianggapnya, cocok untuk mengajak khalayak berpikir dan mengubah hal yang tidak tepat menjadi benar.

Pengamatan yang tajam terhadap realitas sosial dan kehidupan sehari-hari, memiliki andil besar dalam menajamkan intuisi Jessica dalam menghasilkan sebuah karya. Karya-karyanya banyak mengulas tentang perempuan, perjuangan hidup, dan cinta.

Melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya, Jessica membeberkan perspektif lain mengenai pemaknaan hidup. Kehidupan para tokoh dalam cerita Jessica tidak selamanya beruntung. Namun, dengan semangat pantang menyerah, maka sebesar apapun cobaan hidup yang dialami para tokoh cerita itu, akan selalu terbentang lebar kesempatan baru.

“Pada dasarnya apa yang dialami para tokoh itu sama dengan prinsip yang saya yakini dalam menjalani hidup. Yang pasti, seburuk apapun kehidupan, akan selalu ada peran Tuhan di dalamnya melalui orang-orang yang hadir dalam perjalanan kita. Kehidupan itu begitu murah hatinya untuk memberi kesempatan, meskipun seringkali saya banyak salah dalam memilih tikungan. Hidup itu tidak pernah menyerah sama gue,” tuturnya.

Kesenangan Jessica dalam dunia menulis tidak lepas dari kebiasaan membaca sejak usia belia. Saat kedua orang tuanya bekerja, Jessica kecil banyak menghabiskan waktu membaca dan bermain dengan anjing kesayangannya. Pemilik rambut ikal ini mengakui hobi membaca membuatnya terampil untuk merangkai kata, membuat alur cerita yang mengalir, dan mudah dipahami.

Sebelum terjun ke dunia penulisan secara profesional, Jessica sempat menjajal pasar terkait tulisannya dengan membuat blog. Ternyata blog itu mendapatkan tanggapan yang lumayan besar dari pembaca. Pekerjaan formal yang dilakoninya juga tidak jauh dari dunia tulis menulis.

Berawal dari kegiatan magang, Jessica sempat berkarir di Femina Group pada 2000 – 2004 sebagai wartawan dan editor. Sepak terjangnya di dunia media tak berhenti disitu, selanjutnya Jessica singgah ke MRA Printed Media pada 2004 – 2007. Di sana dia sempat memegang tanggung jawab sebagai senior editor dan managing editor. Setelah itu, di  Media Indonesia (Media Group), Jessica sempat mengecap pengalaman sebagai Kepala Divisi Penerbitan. Salah satu tugasnya adalah menangani penerbitan buku, majalah dan tabloid untuk klien. Pada 2012, Jessica dan beberapa rekannya mendirikan DailySylvia.com, situs yang mengulas tentang perempuan karir.

Dia mengaku berkecimpung di media sejalan dengan passion-nya sehingga tak mempedulikan tawaran bekerja di bidang lain. “Kok kayaknya panggilannya lebih ke media gitu. Sampai sekarang. Katanya gitu ya, jadi wartawan nggak pernah berhenti. nggak pernah pensiun?” katanya mengumbar tawa.

Pengalaman bekerja di media, pastinya sangat menguntungkan Jessica. Memiliki jaringan luas dan keterampilan menggali informasi, sangat membantunya saat melakukan riset dalam rangka menajamkan karakter para tokoh dalam karyanya. Meskipun terbiasa menulis tokoh utama bergender perempuan, tidak berarti Jessica tidak mau mencoba hal yang baru. Menurutnya, tokoh utama pria adalah tantangan tersendiri. Jessica merasa perlu belajar memahami karakter laki-laki secara psikologis. Dengan demikian, tulisannya akan semakin tajam dan logis.

Pendalaman karakter sebelum menciptakan karya, membuatnya writer block tak pernah mampir kepadanya. Penulis itu perlu prewriting activity yang terdiri dari kegiatan merumuskan apa yang akan ditulis, menggali karakter tokoh, hingga alur cerita. Jika kegiatan ini dilakukan dengan baik, maka writer block tidak akan mampir ke seorang penulis. “Jika penulisnya memiliki bahan yang lengkap dan persiapannya matang, maka tidak akan mungkin terkena writer block,” jelasnya.

Sekitar 7 tahun vakum menulis, setelah Soulmate.Com terbit, bukan karena dihinggapi writer block. Jessica mengungkapkan waktu itu dia sempat patah arang karena buku-buku yang diterbitkan dan beredar di toko buku adalah buku-buku yang sangat kurang mutunya. Hal itu, yang membuatnya vakum menerbitkan buku. “Meskipun vakum menerbitkan buku hingga 7 tahun, tetapi bukan berarti saya tidak menulis. Saya tetap menulis. Mengingat seorang penulis yang jarang menulis, pasti perlu waktu lama jika ingin menulis lagi. Menulis itu seperti olah raga. Jika tidak dilakukan rutin, maka otot-ototnya akan kaku,” ungkapnya.

Luasnya jejaring pertemanan, membuat penulis berdarah Maluku – Sumatera (Batak) sangat terbantu ketika mempromosikan karyanya. Kebiasaannya menulis selama bekerja di industri media masa, membuatnya terbiasa bermain-main dengan kata dan rangkaian kalimat. Artinya, dari segi teknik sudah hafal betul bagaimana memilih kata dan mengolah kalimat sehingga enak dibaca. Kepandaiannya ini, sudah barang tentu meringankan beban editor yang menyunting karyanya.

“Karena sudah terbiasa menulis, so far sih editor-editorku tidak pernah merasa kesulitan untuk mengedit ya. Karena [sudah mengerti] dasar-dasar penyuntingan, sudah paham Ejaan Yang Disempurnakan, sudah paham kalimat itu nggak boleh majemuknya terlalu berumbai-rumbai,” ujar sembari mengakhiri bincang-bincang.    (Tisyrin Naufalty T. & Diena Lestari)

 

BIO DATA

Nama Lengkap

Jessica Huwae

Tempat, tanggal lahir

Jakarta, 17 Juli 1979

Pendidikan

Fakultas Sastra, Sastra Inggris, Universitas Indonesia (Diploma, Lulus 2001)

 

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Sastra Inggris, UT Jakarta (2011-sekarang)

Pengalaman Kerja

2012-sekarang mengembangkan situs DailySylvia.Com                

2008-2011 Kepala Divisi Penerbitan, Media Indonesia (Media Group)

2004-2007 SPICE! Magazine, MRA Printed Media (Senior Editor, Managing Editor)

2000-2004 Cita Cinta Magazine, Femina Group (Reporter/writer, Editor)

2006-2010 Moreideas (Co-Founder/Creative)

2005-2008 Konsultan untuk Rehobot Literature Media

2006 OgilvyOne (Project based Copywriter)

Karya

Soulmate.Com (PT Gramedia Pustaka Utama, 2006)

Ada kamu, Aku Ada (Jendela Pustaka, 2008)

Skenario Remang Remang (PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)

Seri Hatta Bercerita (PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)

Galila (PT Gramedia Pustaka Utama, 2014)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro