Ilustrasi/Reuters
Fashion

MRI Demensia: GE Healthcare Investasikan US$60 Juta untuk Pengembangan Teknologi

Deandra Syarizka
Selasa, 23 September 2014 - 17:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan teknologi kesehatan asal Amerika Serikat GE Healthcare menginvestasikan dananya sebesar US$60 juta atau setara dengan Rp717 miliar untuk pengembangan teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) khusus bagi penyakit demensia.

Hal ini diungkapkan Marketing Director MRI GE Healthcare Travis Monke dalam diskusi berjudul The Value of Knowing Neurological Study, di Hotel JW Marriot Mega Kuningan, Selasa (23/09/2014)

“Saat ini kami sedang mengembangkan teknologi MRI yang telah ada agar bisa memvisualisasikan kerusakan otak yang terjadi ketika seseorang mengidap demensia sehingga deteksi dini bisa dilakukan, sebab hingga saat ini teknologi MRI yang ada belum mampu memvisualisasikannya (kerusakan otak akibat demensia),” katanya kepada Bisnis.com.

 Investasi ini dilakukan dengan menggandeng National Football League (NFL) dan dimulai sejak 2013.

Awalnya investasi dilakukan demi menciptakan diagnosa cepat serta meningkatkan pengobatan cedera otak traumatis  ringan yang umum dialami oleh atlet football yang telah pensiun.

Investasi ini juga mencakup penelitian sebesar US$40 juta atau sekitar Rp 478 miliar yang dilakukan selama empat tahun sekaligus juga sebagai pengembangan program untuk evaluasi teknologi pencitraan MRI selanjutnya.

Investasi tersebut merupakan bagian dari investasi jangka panjang GE Healthcare mulai 2010 hingga 2020.  

Rencananya, perusahaan itu hendak menanam investasi sebesar US$500 juta atau setara dengan sekitar Rp 5,9 triliun untuk penelitian tentang gangguan syaraf (neurological disorders).

Selain itu, dana investasi ini juga dipakai untuk melakukan pengembangan di bidang lainnya seperti diagnose gangguan stress pasca-trauma (post-traumatic stress disorder), penyakit Al Zheimer, penyakit Parkinson, Multiple Sclerosis, stroke, gegar otak dan cedera otak traumatis.

Demensia adalah terminologi yang digunakan untuk menjelaskan gangguan otak yang mempengaruhi ingatan, pikiran, tingkah laku dan emosi.

Gejala awal demensia bisa berupa hilang ingatan, kesulitan melakukan hal-hal sederhana, masalah dengan komunikasi dan perubahan tingkah laku. Hingga sekarang, penyakit ini tidak ada penyembuhnya.

Di seluruh dunia, tercatat ada 44 juta orang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap 20 tahun.

Perhatian dunia terhadap penyakit ini pun cukup besar.

Biaya  perawatan demensia di seluruh dunia melebih 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global di tahun 2010, yaitu sebesar US$604 miliar.

Dengan demikian, bila biaya perawatan demensia  dianalogikan sebagai sebuah negara, maka “negara demensia” bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-18 di dunia.

Adapun jika demensia adalah sebuah perusahaan, “perusahaan demensia” akan memiliki pendapatan tahunan yang terbesar di seluruh dunia.

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro