Show

Inkubasi Desainer di Rempah Rumah Karya Menarik Perhatian

Demis Rizky Gosta
Rabu, 24 September 2014 - 15:01
Bagikan

Bisnis.com, SOLO--Keunikan Rempah Rumah Karya yang berdiri di pinggiran kota Solo kerap menjadi sorotan media lokal maupun nasional.

Struktur Rempah Rumah Karya unik karena seluruh bahan bangunan tersebut berasal dari sisa produksi furnitur dan material daur ulang lain.

Dalam desainnya, pemilik sekaligus arsitek Rempah Rumah Karya, Paulus Mintarga, memadukan kayu, besi, rotan hingga paralon bekas dengan berbagai tanaman rambat.

Berbagai kalangan mampir ke bangunan yang terletak di pinggir Jalan Adisucipto itu untuk melihat-lihat dan mengambil foto rumah karya Paulus. Rempah Rumah Karya juga sering berfungsi sebagai ruang pamer kegiatan-kegiatan kesenian di kota Solo.

Namun, Paulus mendirikan Rempah Rumah Karya bukan sebatas sebagai sebuah monumen atau ruang pamer. Rempah Rumah Karya memiliki bengkel kerja (workshop) yang tidak pernah sepi dari suara gergaji dan las.

Lokasi tempat Rempah Rumah Karya berdiri awalnya adalah gudang tempat perusahaan konstruksi milik Paulus dan istri menyimpan peralatan dan material sisa proyek.

Tumpukan sisa material yang terus menggunung di gudang tersebut menyulut kreativitas Paulus mendesain dan mendirikan bangunan Rempah Rumah Karya.

“Setelah jadi bangunan ini, hampir habis semua [material sisa] akhirnya ada ruangan besar. Jadi ingat dulu pingin punya workshop, punya studio. Punya ruang yang terbuka untuk komunitas-komunitas,” katanya kepada Espos, pekan lalu.

Workshop tersebut tidak hanya diisi oleh pekerja dan desainer yang dipekerjakan Paulus. Rempah Rumah Karya terkenal sebagai tempat desainer-desainer muda dari berbagai kampus di Indonesia mengasah keterampilan mereka dan menelurkan ide mereka menjadi nyata.

Secara bergantian, mahasiswa dari Institut Teknik Bandung, Insititut Teknologi Sepuluh November Semarang, Institut Seni Indonesia Surakarta, dan Universitas Pelita Harapan bekerja di bengkel milik Paulus.

Mereka datang dengan berbagai alasan seperti kegiatan praktik lapangan, menghabiskan waktu libur, hingga merampungkan proyek akhir kuliah.

Karya para mahasiswa magang rencananya juga akan ditampilkan di ruang pamer Rempah Rumah Karya yang dalam waktu dekat akan berdiri di Solo dan di Yogyakarta.

“Dari ITB itu sudah tiga gelombang. Kita juga rutin dipinjam ISI untuk tempat workshop. Nanti dari UPH mau di sini 1–2 bulan,” kata Paulus.

Paulus mengatakan bengkel terbuka bagi siapa saja asal tujuan mereka jelas dan selama bisa berjalan beriringan dengan kegiatan pekerja. Mereka bisa menghubungi langsung Rempah Rumah Karya di Solo.

Hanya ada satu hal yang sedikit mengganggunya. Dia mengharapkan para mahasiswa magang yang datang ke Solo bisa menyesuaikan diri dengan filosofi Rempah Rumah Karya.

Mahasiswa magang, paparnya, kebanyakan datang dengan sebuah konsep desain dan materialnya. Sering kali bahan yang mereka butuhkan adalah material mahal dan tidak tersedia di Rempah Rumah Karya.

Adapun desainer Rempah Rumah Karya menghasilkan karya menggunakan material yang tersedia di sekitar mereka, terutama sampah dan material sisa.

“Material yang kita punya apa mudah didapat apa biar efisien dan efektif. Bentuk dan lainnya nanti. Paling tidak saya ingin [para mahasiswa] bisa hasilkan produk sampai selesai, jangan buat sampah baru  ” kata Paulus.

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro