Show

Kompetisi Lukisan UOB Painting of The Year 2014 Lahirkan Seniman-Seniman Potensial

Deandra Syarizka
Rabu, 29 Oktober 2014 - 17:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kompetisi lukis bergengsi UOB Painting of The Year  2014 kembali lahirkan seniman-seniman lukis potensial. Ajang yang telah keempat kalinya diselenggarakan di Indonesia ini memberikan delapan penghargaan dalam berbagai macam kategori bagi seniman yang karyanya terpilih oleh dewan juri yang beranggotakan kurator Agus Dermawan, pengamat seni  Jean Couteau dan kolektor Edwin Rahardjo.

“Harapan kami ke depannya akan lebih banyak lagi artist-artist lain yang berkompetisi. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga kompetisi regional selanjutnya di Singapura nanti,’ ujar Presiden Direktur Bank UOB Indonesia Arman Bachtiar Arief dalam sambutannya pada acara pengumuman pemenang di Jakarta, Selasa (28/10).

Dia juga optimistis pemenang utama asal Indonesia dapat memenangkan Southeast Asian Painting of The Year 2014 seperti pernah terjadi pada 2012 lalu. Dia menambahkan, meski di Indonesia ajang ini baru digelar sebanyak empat kali, namun sebetulnya Bank UOB Singapura telah melakukannya selama 32 tahun, sejak  1982. Inilah yang membuatnya dianggap sebagai ajang bergengsi yang melahirkan seniman-seniman lukis potensial di kawasan Asia Tenggara.

Seniman asal Jogja Antonius Subiyanto mendapatkan penghargaan utama The UOB Painting of The Year 2014 melalui karyanya Old Stock Fresh Menu (akrilik, pensil dan cat minyak pada kanvas/ 180x180 cm) yang melukiskan budaya hedonisme yang mempengaruhi jiwa manusia.

Selain mendapatkan penghargaan itu, dia juga membawa pulang sertifikat, uang senilai Rp250 juta sekaligus mewakili Indonesia merebut penghargaan Southeast Asian Paintingof The Year 2014, bersaing dengan tiga pemenang penghargaan yang sama dari Malaysia, Thailand dan Singapura.  Dia juga berpeluang mendapatkan hadiah utama senilai US$10.000 dan kesempatan mengikuti program residensi seniman di Fukuoka Art Museum di Jepang bila berhasil meraih penghargaan tersebut.

Selain Antonius, ada tujuh seniman lain yang memperoleh penghargaan dengan kategori berbeda. Dalam kategori profesional, seniman lukis Surabaya Tri Wahono menyabet penghargaan the gold award melalui karyanya berjudul The Brain (akrilik pada kanvas/ 180 x 135 cm). Budi Asih menjadi seniman perempuan satu-satunya yang mendapatkan penghargaan silver award melalui karyanya Menuju Terang (akrilik dan pulpen pada katun/115 x 75 cm). Seniman asal Jogja S. Dwi Stya mendapatkan penghargaanthe bronze award melalui karyanya The Silence of The City  (cat minyak pada kanvas/180 x 120 cm) yang melukis suasana keheningan pada sebuah kota yang kumuh.

Selain itu, ada empat seniman lainnya yang juga memenangkan penghargaan dalam kategori pendatang baru. Andi Sulistiono berhasil membawa pulang penghargaan utama dalam kategori ini yakni the most promising artist of the year melalui karyanya Life Style (akrilik pada kanvas/ 120 x 120 cm) yang melukiskan wajah-wajah abstrak yang mirip gabungan manusia sekaligus hewan. Pegawai sentra kerajinan Bantul yang belaja melukis secara otodidak Lilik Rahmad Novianto berhasil meraih penghargaan the gold award melalui karyanya Nafas Batu (akrilik pada kanvas/ 154 x 124 cm). Lukisan Pursuit of Nothing (akrilik pada kanvas/ 150 x 100 cm) karya seniman Iwan Suastika mendapatkan penghargaan the silver award dan lukisan So long, partner karya seniman Devald Imrod Manullang meraih the bronze award.

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Setyardi Widodo
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro