Bisnis.com, JAKARTA – Masalah narkoba di Indonesia telah menjadi persoalan kompleks, terlebih ketika hal tersebut telah memasuki dunia anak-anak.
Data BNN tahun 2014 menyebutkan terdapat 4,9 juta penyalahguna NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika atau zat adiktif lainnya) di Indonesia di mana sebagian besar berada dalam usia produktif 15 sampai 49 tahun, dan sekitar 20-30% dari jumlah tersebut masih termasuk kategori anak-anak berusia di bawah 18 tahun.
“Tindakan pencegahan penting dilakukan sebagai investasi masa depan bagi generasi emas Indonesia,” ujar Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA Kementerian Sosial Waskito Budi Kusumo. Dia pun menambahkan bahwa keluarga harus mempunyai kemampuan deteksi dini gejala narkoba pada anak-anak mereka.
Dia pun menganjurkan orang tua untuk selalu memberikan perhatian kepada anak. Sebisa mungkin kenalilah perilaku anak dan perubahannya.
Terkait dengan hal tersebut, Budi memberikan gambaran beberapa tanda anak ketergantungan narkoba.
Secara umum, anak yang telah terkena penyalahgunaan NAPZA akan mengalami perubahan fisik dalam lingkungan sehari-hari, perubahan psikologis, hingga perubahan perilaku sosial.
Perubahan fisik misalnya bisa dicermati melalui cara jalan yang sempoyongan, bicara tidak jelas hingga tampak terkantuk-kantuk.
Kamar yang tidak mau diperiksa atau selalu dikunci.
Anak sering didatangi atau menerima telepon orang yang tidak dikenal.
Adanya benda mencurigakan seperti obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, korek api di kamar atau dalam tas.
Adanya tanda-tanda sayatan atau suntikan pada tubuh anak, juga seringnya orang tua kehilangan barang atau uang di rumah.
Perubahan psikologis anak bisa dicermati melalui tindakan anak yang malas belajar, mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi.
Adapun perilaku perubahan sosial tanda-tandanya adalah anak menghindari kontak mata langsung, berbohong atau memanipulasi keadaan, kurang disiplin, bengong atau linglung, suka membolos, mengabaikan kegiatan ibadah, menarik diri dari aktivitas bersama keluarga, dan sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, gudang atau tempat-tempat tertutup.