Bisnis.com, SINGAPURA — Asian Television Awards 2014 menghadirkan kategori baru untuk program televisi fiksi dan nonfiksi yang disebarluaskan via Internet dan diakses penonton di beragam perangkat digital.
Penghargaan untuk kategori program fiksi dan nonfiksi digital jatuh ke serial web “Who Killed The Lead” yang disiarkan melalui portal xinmsn. Situs online yang menggantikan portal MSN ini menayangkan konten berita dan hiburan. Diluncurkan pada Maret 2010, xinmsn merupakan kolaborasi antara MediaCorp dan Microsoft.
Pemberian penghargaan dilakukan pada Kamis malam (11/12/2014) di Marina Bay Sands. Ada 38 kategori dalam Asian Television Awards. Sebanyak 239 tayangan bersaing di dalam ajang penghargaan terbesar untuk program dan pekerja televisi di Asia Pasifik.
Raymond Wong, Chairman Asian Television Awards 2014, dalam sambutan tertulisnya, mengatakan Internet dan perluasan penggunaan perangkat digital mengubah aturan main dari pengembangan konten sekaligus produksi, lisensi, penyebarluasan, dan cara penonton mengakses tayangan.
Sejumlah media televisi memanfaatkan Internet untuk menyiarkan tayangan langsung atau berdasarkan keinginan konsumen (on-demand tv). Para pemain over-the-top [OTT] yang berbayar dan layanan streaming gratis ini termasuk Netflix, Hulu, Amazon Instant Video, Canal+, anak usaha Canalplay dari Prancis, BBC iPlayer dari Inggris, dan GOTV yang berbasis di Hong Kong. Portal global, seperti Yahoo dan AOL juga ikut meramaikan pasar dengan menyediakan konten video.
Kendati teknologi terus berkembang dan makin banyak orang mengakses video online, Wong optimistis tren ini tidak akan menggerus bisnis televisi. “Tidak ada yang perlu ditakutkan dari perubahan perilaku konsumen ini,” kata Wong. Sebaliknya, akses digital justru melengkapi tayangan yang disiarkan dan ditonton lewat televisi tradisional. Televisi diyakini masih menjadi pilihan utama, khususnya bagi penonton yang menyaksikan tayangan bersama-sama.
Wong juga menyinggung mengenai integrasi media sosial dengan industri televisi yang membantu produksi konten menjadi lebih baik. Banyak riset menunjukkan bagaimana Twitter mempermudah produsen konten di media televisi untuk berinteraksi dengan penonton. Media sosial juga menjadi alat yang dipilih penonton untuk menginformasikan tayangan pada khalayak.