Bisnis.com, JAKARTA - Anak-anak biasanya merasa sangat gembira saat hari libur tiba. Namun, hati-hatilah bagi orang tua, karena masa liburan yang panjang bisa membuat anak merasa malas saat harus kembali menghadapi kegiatan di sekolah. Karena itu, perlu taktik khusus yang dijalankan orang tua agar anaknya tetap semangat untuk kembali bersekolah.
“Sebaiknya kurang beberapa hari sebelum masuk sekolah, ada pemanasan,” kata psikolog anak Seto Mulyadi kepada Bisnis.com.
Pemanasan semacam apa? Pemanasan yang dimaksud adalah saat mendekati hari masuk sekolah, anak bisa diajak untuk mulai mempersiapkan diri. Misalnya dengan merapikan buku-buku pelajaran yang berantakan, atau mengerjakan tugas-tugas sekolah yang harus dikumpulkan usai liburan.
Psikolog kondang yang akrab disapa Kak Seto itu menekankan agar orang tua merencanakan dengan matang kegiatan yang harus dilakukan anak-anak selama liburan.
Selama masa liburan, Seto menyarankan agar orang tua tetap menyelipkan aktivitas yang positif, aktivitas yang mengingatkan anak-anak bahwa liburan bukan berarti lepas dari sekolah. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya jalan-jalan ke museum, dengan begitu anak-anak akan mengingat kembali tentang sejarah.
Psikolog anak, Ratih Zulhaqqi mengatakan anak bisa merasa malas saat harus kembali ke sekolah karena adanya perubahan rutinitas. Apalagi, jika selama liburan tidak melakukan kegiatan apapun.
Seperti Seto, Ratih menganjurkan agar orang tua membuat rencana kegiatan liburan yang positif tidak hanya menonton televisi di rumah. Selama liburan, menurutnya orang tua sebaiknya tetap mengajak anak bangun pagi, olahraga bersama, atau kegiatan lain yang bersifat edukatif.
Saat mendekati masuk sekolah, ajak anak untuk kembali membaca materi pelajaran. Namun, agar anak lebih bersemangat, ajaklah belajar dengan cara yang kreatif, misalnya main tebak-tebakan yang isinya seputar materi pelajaran sekolah.
“Orang tua harus kreatif,” katanya.
Faktor Lain
Selain libur panjang, ada juga faktor lain yang membuat anak bisa merasa malas ke sekolah. Faktor tersebut antara lain anak merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolah, jam belajar di sekolah yang terlalu panjang, atau bahkan anak belum siap untuk sekolah.
Orang tua harus mengajak anak bicara untuk menggali faktor apa yang sebenarnya membuat anak malas sekolah. Agar anak merasa nyaman dalam bercerita, Ratih mengingatkan orang tua agar mengontrol responnya saat mengobrol dengan anak. Jangan sampai orang tua terbawa emosi saat anak bercerita.
Jika anak malas ke sekolah dalam waktu yang lama, seminggu berturut-turut misalnya, jangan dibiarkan. “Lebih baik bawa konsultasi,” kata Ratih.