Bisnis.com, PEKALONGAN -- Kota Pekalongan identik dengan batik dan telah menjadi salah satu kota referensi produk batik, baik nasional maupun internasional.
Salah satu tempat yang dapat dikunjungi untuk mengenal lebih dalam mengenai ragam batik dan filosofinya adalah Museum Batik Pekalongan yang terletak di Kawasan Budaya Jetayu.
Museum yang telah diresmikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak Juli 2006 ini memamerkan sekitar 1.200 batik dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk batik dari luar negeri seperti India dan Malaysia.
Terdapat tiga ruang koleksi batik yang dipamerkan pada museum yang merupakan peninggalan VOC Belanda ini. Pada ruang pamer pertama, pengunjung diperkenalkan mengenai alat-alat yang digunakan untuk membatik, mulai dari canting, bahan pewarnaan, bahan-bahan lilin, hingga bermacam kain yang digunakan untuk membatik.
Adapun batik yang dipameran merupakan batik-batik Nusantara mulai dari batik Riau, batik Basure dari Bengkulu, batik khas Kalimantan, Megamendung dari Cirebon, batik khas Pekalongan, hingga batik motif dari India dan Malaysia.
Masuk ke ruang koleksi dua, pengunjung diperkenalkan dengan perbedaan antara batik pesisir dan batik pedalaman. Batik pesisir yang berasal dari Pekalongan, Cirebon, dan Madura memiliki ciri warna yang cerah dan motif yang lebih mengikuti zaman.
Adapun, batik pedalaman yang berasal dari Yogyakarta, dan Surakarta memiliki ciri warna yang lebih gelap, identik dengan warna cokelat. Motif yang digunakan penuh dengan nilai filosofi, seperti motif lereng, kawung, dan lainnya.
Masuk ke ruang koleksi tiga, pengunjung dapat mengenal lebih dalam mengenai batik Pekalongan, yakni Batik Jlamprang yang memiliki motif-motif simetris, sedangkan Batik Buket memiliki motif floral dan dedaunan dengan warna yang lebih cerah alami.
Setelah puas melihat koleksi batik, pengunjung dapat belajar mengenai pembuatan batik, baik batik tulis maupun batik cap di ruang workshop.