Sejarah pita merah HIV/AIDS
Health

WHO Rekomendasikan Suntikan Obat Anti HIV Dua Dosis per Tahun untuk Pencegahan untuk Kelompok Rentan

Mutiara Nabila
Rabu, 16 Juli 2025 - 09:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat rekomendasi baru agar negara-negara menyertakan obat HIV yang baru disetujui untuk pencegahan HIV, Lenacapavir. 

Langkah ini sebagai upaya untuk memerangi infeksi HIV, terutama bagi kelompok yang paling berisiko dan di wilayah di mana beban HIV tetap tinggi.

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sel-sel yang membantu tubuh melawan infeksi, sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain. 

Virus ini dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari seseorang yang terinfeksi HIV, paling sering melalui hubungan seks tanpa perlindungan (tanpa kondom atau obat HIV untuk mencegah atau mengobati HIV), atau melalui penggunaan jarum suntik bersama.

Jika tidak diobati, HIV dapat menyebabkan penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). 

Dalam beberapa minggu setelah infeksi HIV, gejala seperti flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan dapat muncul. 

Kemudian, penyakit ini biasanya asimtomatik hingga berkembang menjadi AIDS. Gejala AIDS meliputi penurunan berat badan, demam atau keringat malam, kelelahan, dan infeksi berulang.

Hingga kini tidak ada obat untuk AIDS, tetapi kepatuhan yang ketat terhadap rejimen pengobatan antiretroviral (ARV) dapat secara drastis memperlambat perkembangan penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi.

Adapun, vaksin untuk HIV sedang dalam uji coba, tetapi belum ada vaksin yang efektif yang dikembangkan hingga saat ini. 

Pada awal 2025, perjuangan global melawan HIV/AIDS menghadapi kemunduran yang signifikan dengan keputusan Amerika Serikat untuk menghentikan pendanaan bantuan luar negeri bagi program pencegahan dan pengobatan HIV. 

Oleh karena itu, WHO mengeluarkan panduan baru yang dirilis pada Konferensi Masyarakat AIDS Internasional ke-13 pada 14 Juli 2025, di tengah kekhawatiran yang membayangi pendanaan untuk perang melawan HIV global, untuk mendukung penggunaan obat tersebut setiap enam bulan. 

Kebijakan ini juga menandai peralihan penting dari pengobatan pil harian menjadi perlindungan jangka panjang yang diberikan melalui jarum suntik.

Apa itu Lenacapavir?

Lenacapavir adalah penghambat kapsid jangka panjang yang telah mendefinisikan ulang pencegahan HIV. Obat ini diberikan melalui suntikan sebanyak dua kali setahun. 

Obat ini bekerja dengan menargetkan protein struktural (kapsid) HIV, sehingga menghambat replikasinya di dalam tubuh.

Lenacapavir disetujui pada 2022 untuk mengobati infeksi HIV tertentu, dan dalam uji coba pencegahan, terbukti mampu mengurangi risiko infeksi secara drastis dan memberikan perlindungan yang hampir menyeluruh terhadap HIV.

Rekomendasi resmi WHO

Meg Doherty, Direktur Departemen Program Global HIV, Hepatitis, dan Infeksi Menular Seksual WHO, mengatakan bahwa rekomendasi baru ini dirancang untuk penggunaan di seluruh dunia.

"WHO bekerja sama erat dengan negara-negara dan mitra untuk mendukung implementasinya,” kata Doherty, dilansir Reuters, Senin (14/7/2025). 

Rekomendasi pertama adalah bahwa suntikan jangka panjang, lenacapavir, harus ditawarkan sebagai pilihan pencegahan tambahan bagi orang yang berisiko terinfeksi HIV dan sebagai bagian dari pencegahan kombinasi. 

Kemudian, rekomendasi kedua dalam pedoman ini adalah bahwa tes diagnostik cepat, seperti tes di rumah, dapat digunakan untuk menskrining seseorang terhadap HIV ketika mereka memulai, melanjutkan, atau menghentikan pengobatan jangka panjang untuk mencegah infeksi, yang disebut profilaksis prapajanan, atau PrEP.

Para pemimpin kesehatan, termasuk Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut lenacapavir sebagai "pilihan terbaik kedua" setelah vaksin HIV.

Pengesahan terbaru ini melengkapi metode pencegahan yang telah disetujui WHO, yaitu PrEP obat oral harian, suntikan cabotegravir dua bulanan, dan cincin vagina dapivirine.

WHO juga memberikan rekomendasi untuk menyederhanakan protokol tes HIV untuk mendukung penggunaan PrEP suntik di lingkungan komunitas, apotek, dan konteks telehealth.

WHO menilai suntikan dua kali setahun mungkin terbukti efektif karena pengobatan sebelumnya berupa pil harian menuntut konsistensi, yang sulit dipertahankan oleh banyak individu berisiko. 

Lenacapavir menyederhanakan pencegahan menjadi dua kunjungan klinik per tahun, membantu menghindari hambatan seperti stigma, kelelahan konsumsi pil, atau akses layanan kesehatan yang terbatas.

Selain itu, secara efektivitas berdasarkan data uji coba menunjukkan bahwa tidak ada infeksi yang terjadi di antara peserta yang menerima lenacapavir, dibandingkan dengan tingkat infeksi yang signifikan pada kelompok PrEP berbasis pil.

Secara akses obat ini juga lebih mudah dan terjangkau bagi populasi berisiko tinggi seperti pekerja seks, individu LGBTQ+, pengguna narkoba suntik, narapidana, remaja, yang akan memperoleh manfaat maksimal dari alat pencegahan yang mudah diterapkan dan tahan lama.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro