Koleksi busana Fashion Lab di Galeries Lafayette/JIBI-Duwi Setiya Ariyanti
Fashion

Masuk Industri Ritel, Ini yang Harus Dipelajari para Desainer

Duwi Setiya Ariyanti
Jumat, 8 Mei 2015 - 15:02
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Untuk dapat menjaring pangsa pasar yang lebih luas, perancang busana harus bisa menyiapkan banyak hal sebelum agar dapat diterima. Apa saja yang harus disiapkan?

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan dengan kesempatan berbagai pameran ini dia menganggap bisnis di sektor fashion masih potensial. Kendati demikian, beberapa hal penting harus dipelajari seorang desainer guna menghadapi tuntutan pasar.

Dia menganggap desainer perlu membuat koleksi yang dapat menarik minat pembeli. Dengan begitu, lama-kelamaan desainer tak hanya memiliki pengikut tapi juga konsumen baru lebih banyak.

"Mereka harus belajar menyiapkan koleksi yang menarik buyer," ujarnya usai Trunk Show Fashion Lab di Galeries Lafayette, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Lebih lanjut, perlu juga menghitung biaya produksi sekaligus menentukan harga jual produk. Selain menentukan kelas mana yang disasar, cara ini berkaitan dengan kemampuan desainer dan labelnya dalam mengatur alur usahanya. Bila hal ini tak selesai, dia menilai konsistensi produksi bisa terganggu.

Contoh sederhananya, dia menyebut bagaimana agar bisa tetap menjawab permintaan konsumen saat permintaan tinggi dengan ketepatan waktu.

"Bagaimana kalau ada order banyak, apa bisa produksi tepat waktu lalu pendanaan juga harus dijaga," katanya.

Menurutnya, dari acara Fashion Lab yang mengetes kemampuan para desainer ini selama sebulan bukan tidak mungkin bila nantinya banyak label-label lokal menguasai ritel. Asalkan, bisa menjaga konsistensi, produk yang komersial dan meningkatkan kapasitas produksi.

Dia berharap bila semakin banyak peritel yang memberi ruang kepada label lokal, permintaan terhadap karya desainer tanah air akan meningkat seiring dengan perluasan pasar yang disentuh.

"Kalau lebih banyak ritel yang terlibat, akan ada permintaan lebih besar terhadap brand lokal," katanya.

Adapun, 12 label yang dipamerkan yaitu Alexalexa, Batik Chic, 8Eri, Etu, FBudi, Jeffry Tan, Lekat, Lotuz, Milcah, Monday to Sunday, Monstore dan Vinora.

Dari 12 desainer yang tampil, tiga di antaranya telah terlibat dalam program sebelumnya. Salah satunya, label Lekat karya Amanda Indah Lestari yang membawa sentuhan tradisional seperti batik dari Suku Baduy ke busana moderen siap pakai. Tak hanya busana, sepatu dan tas pun disulap menjadi elegan bergaya etnik.

Sementara Monday to Sunday mengusung tema kasual streetwear. Seperti namanya, pakaian ini didesain agar bisa dikenakan dari Senin ke Minggu. Model busana bervolume dan oversize ditambah ilustrasi bertema makanan dan kesehatan menjadi penyegar dalam busana berwarna cerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro