Bisnis.com, JAKARTA – Pencitraan atau yang juga dikenal dengan istilah personal branding biasanya melekat pada tokoh masyarakat, orang terkenal atau politisi. Padahal, pencitraan sebetulnya juga diperlukan bagi siapapun, termasuk bagi jurnalis.
Hal tersebut diungkapkan oleh konsultan branding dan ethnographer ETNOMARK Consulting Amalia Maulana. Menurutnya, masih banyak terjadi miskonsepsi seputar personal branding sehingga masih banyak yang tidak serius melakukannya.
“Semua orang butuh membina personal brand-nya, termasuk jurnalis. Misalnya ketika membina hubungan baik dengan narasumber, jangan hanya muncul ketika perlu, setelah dapatkan informasi yang dibutuhkan lalu pergi begitu saja,” ujarnya saat memberikan pelatihan Personal Branding for Journalist di Gedung Dewan Pers, Kamis (28/5/2015)
Sebaiknya, jurnalis tetap membina hubungan baik dengan narasumbernya melalui berbagai cara.
Salah satunya, dengan menyapa narasumbernya secara personal, misalnya ketika bertemu di suatu acara atau pada momen istimewa seperti ulang tahunnya.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengirimkan berita yang sudah dimuat kepada narasumber.
“Ketika narasumber sudah menjadi stakeholder yang soulmate dengan jurnalis, maka mereka akan lebih mudah dijangkau ketika di masa yang akan datang sang jurnalis tersebut perlu untuk mewawancarai kembali narasumber,” tambahnya.