Produk koper Rimova. /rimova.com
Relationship

Rimowa Donasikan Hasil Lelang 9 Koper untuk Museum Batik Yogyakarta

Ipak Ayu H Nurcaya
Sabtu, 4 Juli 2015 - 22:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai bentuk kepedulian sosial, produsen koper asal Jerman, Rimowa menggelar Handmade Meets High-Tech, yakni malam pameran 9 koper klasik yang berpadu dengan warisan budaya Indonesia dan lelang amal di Mall Pacific Place, Atrium Ground Floor, Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Group COO Metroxgroup, Ruby Sjabana mengatakan acara ini diadakan sebagai bentuk kepedulian dan penghargaan Rimowa terhadap warisan budaya Indonesia. Handmade Meets High-Tech sendiri berarti sembilan koper yang dibuat dengan teknologi tinggi tetapi tidak melepaskan unsur tradisi.

“Koper ini dibuka dengan harga Rp19 juta hingga Rp20 juta. Para kolektor dan partisipan bisa memulai mengisi form lelang sejak pukul 20.00 WIB. Kesembilan koper juga ini akan menjadi satu-satunya di dunia,” kata Ruby.

Sembilan ikonik koper Topas ini didesain dan dikurasikan secara ekslusif dengan sentuhan kekayaan elemen budaya Indonesia oleh seniman Iwet Ramadhan dan Kemal Ezedine. Ada tema Batik Beautiful Sorrow,  Pura Ulun Danu, Kecak, Barong, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Wayang Kulit, Garuda Wisnu Kencana dan Cendrawasih.

Lelang yang berlangsung selama 60 menit tersebut mengumpulkan dana sebesar Rp63.898.200. Sedangkan untuk perolehan harga paling tinggi pada koper bertema Beautiful Sorrow sebesar Rp41.000.000 karya Iwet Ramadhan.

Hasil tersebut akan didonasikan untuk Museum Batik Yogyakarta yang didirikan pertama kali pada 1973 oleh Hadi Nugroho and R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih. Museum batik ini merupakan museum pertama dan terlengkap di Yogyakarta.

Iwet Ramadhan mengatakan Beautiful Sorrow sendiri terdiri dari dua unsur yakni Batik Kelengan dan sulaman dengan simbol-simbol hewan bewarna merah. Beautiful sorrow menurut Iwet adalah simbol duka cita yang mendalam.

“Namun dari tema ini sebenarnya saya mau menyampaikan bahwa setiap dibalik kesedihan ada suka cita yang akan menyambut, makanya saya pilih warna merah untuk sulamannya karena memiliki arti cinta kasih, umur panjang dan segala hal yang baik lainnya,” kata Iwet

Iwet mengaku dirinya yang mengajukan donasi ini untuk Museum Batik Yogyakarta. Hal ini berdasarkan pengalaman Iwet ketika melakukan riset untuk sebuah tulisannya di sana.

Menurutnya, koleksi batik yang terdapat di museum tersebut sangat lengkap dengan penjaga museum yang mampu menceritakan detail kisah dibalik sebuah batik. Selain itu museum tersebut juga dilengkapi dengan workshop yang mana pengunjung dapat melakukan kegiatan membatik.

“Sayang banget museum ini kurang ekspos dan perawatan. Aku cuman mikir kalau lama-lama museum ini dibiarkan dan tidak mendapat perhatian yang baik bakal sia-sia pendiri yang sudah membangun museum ini,” ujar Iwet. 

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro