Seni Yolngu. /wikiwand.com
Fashion

Batik Aborigin Yirrkala Pererat RI-Australia

Ipak Ayu H Nurcaya
Minggu, 12 Juli 2015 - 01:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ini rumahku dan ini adalah alur lagu tentang Gurrumurru. Birrinydji seorang pejuang berpikir tentang pisau. Sambil beristirahat Birrinydji menaruh kepalanya di bantal dan tidur. Setelah bangun dia merokok...

Sepenggal kutipan dari lagu Yolngu yang menceritakan perjuang an pejuang Birrinydji dari berasal dari suku Yolngu. Selama ini suku Yolngu yang merupakan salah satu suku Aborigin hidup selama 50.000 tahun di Utara Australia.

Lagu khas dari suku Yolngu kemudian menginspirasi seniman tertua Aborigin Ronald Nawurapu Wunungmurra untuk membuat batik Yirrkala dan karya cukil kayu eukaliptus yang berjudul Manda at Gurrumurru. Motif dalam batik Yirrkala merupakan cerita tentang hubungan antara suku Yolngu dan para pelaut dari Makassar yang terjalin sejak zaman dahulu. Motif yang didominasi de ngan bentuk segitiga melambangkan layar merah terkembang sebagai simbol para pedagang Makassar.

Batik Yirrkala karya Nawurapu ini dihibahkan oleh Duta Besar Australia di Indonesia Paul Grigson kepada pengelola Museum Tekstil Jakarta, pada awal Juli ini. Hibah ini diberikan dalam rangka National Aboriginal and Islander Day Observance Committee (NAIDOC) yang diperingati setiap Juli. Peringatan ini diselenggarakan oleh Australia setiap tahunnya dalam rangka memperingati sejarah, kebudayaan dan prestasi warga Aborigin, dan penduduk Kepulauan Selat Torres.

Lebih lanjut, batik Yirrkala dibuat berdasarkan kemitraan antara Pusat Kesenian Yirrkala di Bumi Arnhem Timur Laut dan bisnis pembuatan-batik tradisional di Pekalongan, Jawa Tengah. Proyek ini merupakan bagian dari program Seni dan Budaya Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

“Saya sangat senang bertemu warga Indonesia yang datang melihat batik saya dan ini. Saya membuat lukisan itu selama dua minggu, tetapi mereka [pembatik Pekalongan] membuat batik ini selama enam bulan. Saya sangat senang karya saya dibuat dengan sangat teliti,” ungkap Nawurapu saat ditemui di Museum Tekstil Jakarta.

Kepala Museum Seni yang membawahkan Museum Tekstil Jakarta, Museum Layang-layang, dan Museum Keramik, Diah Damayanti mengatakan hibah kain batik Yirrkala menambah jumlah koleksi kain di Museum Tekstil yang saat ini telah mencapai 2.350 helai kain.

“Sebelumnya pengelola Mu - seum Tekstil juga menerima karya hasil kolaborasi seniman Jerman dan pembatik Yogyakarta, dan hibah dari seniman Jepang dan Rusia,” tuturnya.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengharapkan hibah batik dari hasil kolaborasi ini dapat mempererat hubungan antarwarga Australia dan Indonesia. “Selain itu saya berharap akan memupuk pemahaman yang lebih besar tentang penduduk dan kebudayaan Aborigin dan Kepulauan Selat Torres,’’ katanya.

Menurutnya, hubungan pribadi dan kebudayaan merupakan pondasi hubungan Australia-Indonesia. Grigson mengatakan batik Yirrkala merupakan media untuk mempererat hubungan antara masyaraakt Indonesia dan penduduk Aborigin sebagai warga asli Australia. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro