Bisnis.com, NEW YORK- Peluncuran video klip terbaru dari Taylor Swift pada acara MTV Video Music Awards (VMA) 2015 akhir pekan lalu ternyata mendapat respons negatif.
Video klip dari lagu Wildest Dreams itu dituduh rasis karena menggambarkan pandangan era kolonial warga kulit putih terhadap Afrika dan warga kulit hitam.
Dalam video klip tersebut diceritakan Taylor adalah seorang aktris yang sedang syuting film dengan latar belakang Afrika, lengkap dengan hewan-hewan, seperti jerapah, singa, wildebeest, serta pemandangan padang pasir dan air terjun. Sementara Scott Eastwood berperan sebagai lawan main Taylor dalam film tersebut.
Meski cerita video klip ini menggambarkan tentang romansa antara keduanya, para kritikus justru melihat hal yang lain.
Para kritikus melihat video itu, yang kira-kira berada di era 1930-an hingga 1940-an, merupakan gambaran stereotip dari era kolonial.
“Jadi terima kasih Taylor Swift karena sekali membuktikan bahwa stereotip Afrika aman berada di puncak budaya pop Amerika,” tulis Matt Carotenuto, yang mengajar Studi Afrika di Universitas St. Lawrence, New York, seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, Myles Tanzer menulis sebuah blog dalam TheFader.com, dengan judul, “Taylor Swift Pergi ke Afrika untuk Syuting Video Musik dan di Sana Hanya Ada Orang Kulit Putih”.
Dalam sebuah artikel lainnya di situs National Public Radio, yang ditulis oleh James Kaaga Arinaitwe dan Viviane Rutabingwa, mengatakan Taylor merupakan satu-satunya orang yang menggunakan benua Afrika sebagai latar belakang kisah romantis, tanpa mengikutsertakan orang-orang Afrika.
“Kami terkejut bahwa di tahun 2015 ini, Taylor Swift, label rekamannya, dan tim produksi videonya berpikir bahwa tidak apa-apa untuk menampilkan sebuah video yang menyajikan versi glamor dari fantasi orang kulit putih tentang Afrika,” ujar mereka.
Taylor Swift, yang album 1989 miliknya terjual 8 juta kopi di seluruh dunia, tidak memberi komentar mengenai kritikan tersebut. Namun sebelumnya dia mengatakan bahwa keuntungan dari video klip tersebut seluruhnya akan didonasikan untuk African Parks Foundation of America, sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan hidup. (Bisnis.com)