Jadi, di tengah semakin maraknya kasus penculikan dan kekerasan terhadap anak saat ini, ada baiknya Anda membentengi buah hati untuk lebih waspada dan tegas, serta tahu bagaimana merespons cepat saat terjadi hal-hal tidak diinginkan. /Bisnis.com
Health

Mengajarkan Anak Waspada Terhadap Orang Asing

Wike Dita Herlinda
Minggu, 27 September 2015 - 00:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pernahkah Anda kehilangan anak di tengah keramaian, misalnya di pusat perbelanjaan atau di tengah-tengah karnaval? Bisa jadi buah hati Anda tersesat, tidak sengaja terpencar dari pengawasan, atau malah diculik orang tak dikenal.

Sering kita mendengar orangtua mengajarkan puteranya untuk tidak berbicara dengan orang asing, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti diculik, diperdaya, atau disakiti.

Apalagi, anak yang sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri biasanya mulai senang berpetualang atau lepas dari jangkauan pantauan kedua orangtuanya. Akibatnya, banyak orangtua yang khawatir sehingga berpesan agar anaknya menghindari orang tak dikenal.

Namun, benarkah pernyataan ‘jangan berbicara dengan orang asing’ masih menjadi solusi tepat menghindari hilangnya anak? Apakah ada cara lain yang dapat dilakukan? Apa saja yang harus diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada buah hati?

Psikolog Anak dan Keluarga dari Mediacare Clinic Jakarta Anna Surti Ariani berpendapat anak seharusnya dididik untuk pandai berkomunikasi dengan orang asing. Tujuannya adalah agar anak tersebut dapat meminta tolong kepada orang lain saat kondisinya terancam.

Jika sejak dini seorang anak sudah ditanamkan bahwa orang asing itu berbahaya, dia tidak akan berani untuk mengekspresikan diri saat tersesat atau dalam keadaan terdesak/tidak aman. Misalnya, saat terpencar dari orangtuanya di tempat umum.

Salah satu yang dapat dilakukan adalah mendidik anak untuk mengenal pihak berwajib dengan seragam, seperti satpam, hansip, atau polisi. Dengan demikian, ketika mereka tersesat, mereka tahu harus mencari dan bertanya kepada siapa untuk meminta pertolongan.

Menurut psikolog yang akrab disapa Nina itu, orangtua tidak seharusnya mendidik anak untuk menghindari orang-orang dengan penampilan lusuh, seperti pengemis atau gelandangan. “Akhirnya, mereka malah tidak empati. Padahal, penculik itu biasanya berpakaian rapi.”

Dia melanjutkan yang seharusnya dilakukan orangtua bukanlah melarang anak berbicara dengan orang asing, tetapi lebih waspada dan menolak pemberian orang yang tidak dikenal, seperti permen atau maianan.

Selain itu, juga lebih waspada saat ada orang yang memaksa mengajak. Bila perlu ajarkan anak untuk tidak segan berteriak dan berlari jika ada orang asing yang tiba-tiba mencium, memeluk, meraba, atau menggenggamnya.

MEDIA SOSIAL

Perlu diketahui juga, sambung Nina, peran media sosial juga menjadi pemicu maraknya penculikan terhadap anak. Apalagi, saat ini anak-anak sudah bisa mengunggah foto-foto dan keterangan pribadi mereka sendiri di media daring.

“Namun, di satu sisi internet juga berperan penting untuk meningkatkan kewaspadaan orangtua terhadap keamanan anaknya. Mudahnya arus informasi pun dapat dimanfaatkan untuk menyebar berita seputar anak hilang,” jelasnya.

Hal lain yang disarankan untuk dihindari guna mencegah terjadinya penculikan adalah menyematkan nama anak di barang-barangnya, seperti baju, seragam, tas, dan sebagainya. Sebab, anak-anak akan cenderung lekas percaya pada orang asing jika dipanggil namanya.

Mereka akan berpikir orang tersebut sebelumnya sudah mengenal dirinya atau keluarganya. Yang harus ditanamkan adalah agar anak mengingat sendiri nama lengkapnya, juga nama lengkap orangtuanya agar memudahkan saat meminta bantuan.

Jadi, di tengah semakin maraknya kasus penculikan dan kekerasan terhadap anak saat ini, ada baiknya Anda membentengi buah hati untuk lebih waspada dan tegas, serta tahu bagaimana merespons cepat saat terjadi hal-hal tidak diinginkan. Jangan lupa, tetap pantaulah anak Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (26/9/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro