Orang tua sedang berkomunikasi dengan anak remaja/parentandteen
Health

Gaya Parenting Ini Ternyata Bisa Bikin Anak Alami Kecemasan

Mutiara Nabila
Senin, 30 Juni 2025 - 13:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Memang tidak ada yang sempurna dalam urusan mengasuh anak. Parenting atau pengasuhan adalah perjalanan coba-coba, tentunya dengan segala niat baik orang tua. Namun, kesalahan bisa saja tetap terjadi.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychology, para peneliti menemukan bahwa ada gaya pengasuhan tertentu yang secara statistik memiliki lebih banyak efek negatif pada anak-anak daripada yang positif, dan ini sangat umum dilakukan para orang tua.

Sebuah penelitian menemukan bahwa pola asuh yang terlalu protektif cenderung menghasilkan anak-anak yang pemarah dan cemas.

Penelitian tersebut mengamati orang dewasa muda Italia dengan usia rata-rata 22 tahun, dan menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan orang tua yang terlalu protektif cenderung kurang mampu mengatur emosi seperti amarah, yang menyebabkan kecemasan dan tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah saat dewasa.

Dilansir PsyPost, peneliti menemukan bahwa gangguan ikatan antara orang tua dengan anak karena pola asuh yang terlalu protektif, mengakibatkan kecemasan yang lebih tinggi, ekspresi kemarahan yang lebih sering, dan kepuasan hidup yang lebih rendah. 

Ikatan orang tua dan anak yang tepat, yang dikategorikan berdasarkan hubungan yang saling mencintai dan komitmen untuk memastikan anak tumbuh dengan baik, menjadi dasar bagi perkembangan emosional yang sehat. 

Jurnal tersebut mencatat bahwa dalam menciptakan ikatan, orang tua harusnya membangun dasar kepercayaan yang memandu semua hubungan anak di masa depan. Namun, pola asuh yang terlalu protektif berdasar pada tidak adanya kepercayaan, dan di situlah kesalahan terjadi.

Peneliti menemukan bahwa partisipan yang memiliki tingkat ikatan dengan ibu atau ayah yang lebih tinggi akan lebih mampu mengendalikan dan mengekspresikan perasaan marah, yang menghasilkan tingkat kecemasan yang lebih rendah dan kepuasan hidup yang lebih besar.

Sebagian besar orang tua mengaku terlalu protektif

Menurut survei Pew Research Center, lebih dari empat dari 10 orang tua (45%) mengatakan mereka cenderung terlalu protektif, dibandingkan dengan 20% yang mengatakan mereka cenderung memberi terlalu banyak kebebasan. Sementara itu, ketika dipecah antara ibu dan ayah, hasilnya juga berbeda.

Sekitar setengah dari ibu (51%) mengatakan mereka cenderung terlalu protektif, dibandingkan dengan 38% ayah. 

Sebaliknya, ayah (24%) lebih mungkin daripada ibu (16%) untuk mengatakan mereka cenderung memberi anak-anak mereka terlalu banyak kebebasan.

Ada berbagai alasan mengapa orang tua menjadi sangat protektif dalam beberapa tahun terakhir. Para ahli berpendapat ada kemerosotan kepercayaan masyarakat dan orang tua yang terlalu berfokus pada keberhasilan masa depan anak-anak mereka. 

Sayangnya, meskipun didasari dengan niat baik, gaya pengasuhan ini hasilnya jarang bermanfaat dalam jangka panjang.

Seperti yang ditulis oleh psikiater Abilash Gopal, dalam sebuah artikel untuk HuffPost, yang menyebutkan bahwa anak yang dimanja akan menjadi remaja yang sombong. 

"Remaja yang mengharapkan orang tuanya untuk menyelesaikan masalahnya akan menjadi mahasiswa yang menuntut para profesor dan administrator untuk menyingkirkan hambatannya. Jika kita terus-menerus mengasuh anak-anak kita secara berlebihan, kita berisiko membesarkan generasi remaja yang kehilangan tiga nilai utama karakter, yaitu kemandirian, kepercayaan diri, dan ketahanan," tulisnya. 

Pola asuh yang terlalu protektif jarang membuahkan hasil yang diharapkan orang tua

Psikolog sosial Susan Newman menjelaskan, membiarkan anak bermain di hutan, memecahkan masalah tanpa disela oleh orang tua, mengendarai sepeda ke rumah teman, serta gagal dan menghadapi tantangan baru merupakan bagian dari proses tumbuh kembang.

"Tentu saja, sebagai orang tua, kita harus mempertimbangkan risikonya, dan terkadang kita harus mengatakan tidak, menyarankan rute alternatif, atau membantu mereka menemukan jalan yang lebih aman," ujarnya. 

Sayangnya, mengatakan tidak untuk segala hal mungkin membuat anak tetap aman, tetapi mereka tidak dapat berfungsi sebagai orang dewasa yang mandiri karena mereka tidak tahu bagaimana memercayai diri sendiri atau orang lain.

Dengan dunia tempat kita tinggal saat ini, tidak heran jika banyak orang tua cenderung menerapkan pola asuh yang terlalu protektif. 

Dengan media sosial yang sudah banyak digunakan anak-anak dan jumlah anak-anak yang menggunakannya setiap hari, ditambah dengan fakta bahwa anak-anak juga terpapar pada banyak informasi dan disinformasi yang belum dapat dipahami oleh otak mereka, kesejahteraan mereka secara keseluruhan selalu menjadi hal yang perlu dikhawatirkan.

Namun, jika Anda yakin dengan kemampuan Anda dalam mengasuh anak dan telah mengajarkan anak Anda dan terus mengajarkan mereka apa yang benar di dunia ini dan apa yang salah, maka Anda seharusnya dapat mempercayai bahwa mereka telah memahami cara agar hidupnya tetap aman. 

"Terkadang hal terbaik yang dapat dilakukan sebagai orang tua adalah membiarkannya begitu saja dan berharap bahwa mereka telah mengingat pelajaran hidup dan moral yang telah mereka dengar sejak mereka dapat berjalan, berbicara, dan mengerti," imbuh Newman.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro