Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah rombongan turis asal China yang sedang transit di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Minggu (27/9/2015), tampak sumringah ketika menerima syal yang dikalungkan Staf Ahli Bidang Kemaritiman Kementerian Pariwisata Syamsul Lussa.
Salah seorang wisman asal China, Jeffery Sun (26 tahun) terlihat sangat bersemangat dalam kunjungannya pertama kali ke Indonesia. Dia termasuk salah satu penumpang pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Beijing menuju ke Bali dan transit sebentar di Jakarta.
Jeffery yang merupakan seorang karyawan swasta di negerinya akan menghabiskan waktu liburan selama lima hari bersama rekan wanitanya di Pulau Dewata. Tetapi dia tidak terlalu tahu soal aktifitas dan spot wisata yang akan dikunjungi karena semua diatur oleh travel agent-nya.
“Ini adalah kunjungan pertama (ke Indonesia). Kami pilih Bali karena tempat itu sangat terkenal di China dan kami ingin melihat pantainya serta berbelanja di sana,” katanya dengan Bahasa Inggris yang tidak begitu lancar.
Turis lainnya, Wang Gun yang datang berempat bersama istri, anak dan orangtuanya dari kota Shanghai juga memilih Bali sebagai destinasi dalam liburan pertamanya ke Indonesia.
Dia mengaku dia mencari sendiri informasi soal Bali lewat internet. Semua akomodasi dan transportasi dipesan secara online. Dia berencana tinggal di Bali selama tujuh hari dan mengunjungi beberapa spot wisata di Ubud dan Kuta.
Pria 45 tahun ini beralasan dia lebih banyak mendapat informasi soal Bali dibandingkan dengan destinasi lain seperti Yogyakarta.
“Karena ini adalah family trip, saya ingin ke tempat yang sudah pasti dan terjamin. Selain itu Bali punya budaya yang unik, tempatnya pun kelihatannya sangat menarik,” katanya.
Gun, Sun serta sekitar 200 turis lainnya yang tiba pada Minggu (27/9) merupakan bagian dari gelombang wisatawan yang diperkirakan akan semakin meningkat setelah penerapan visa free.
Apalagi di negaranya saat ini sekarang sedang musim liburan panjang karena peringatan hari kemerdekaan. Menurutnya, fasilitas bebas visa menjadi dorongan yang besar bagi warga China berlibur ke Indonesia.
“Saya tertarik ke Indonesia karena sudah bebas visa. Dulu saya lebih sering pilih Malaysia dan Singapura untuk liburan karena kalau urus visa sangat repot dan harus arrange waktu dulu, sehingga waktu liburan bakal terpotong,” imbuh Gun.
Acara pengalungan syal tersebut merupakan bagian dari simbolisasi penyambutan wisatawan mancanegara yang berwisata ke Tanah Air dengan bebas visa kunjungan (BVK).
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Pariwisata Dunia (HPD) 2015 yang jatuh pada tanggal 27 September dengan mengambil tema “One billions tourists, one billion opportunities”.