Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia LAB, sebuah platform kerja sama yang unik, mengadakan sebuah festival yang di mulai pada 6 - 15 Oktober di Frankfurt, Jerman.
Melalui proyek yang luar biasa tersebut, enam institusi kebudayaan ternama bekerja sama sebagai mitra di bawah payung Frankfurt LAB.
Dengan dukungan Kulturstiftung des Bundes (Yayasan Kebudayaan Federal Jerman) dan KfW Stiftung, institusi-institusi ini telah memulai kolaborasi artistik dalam bidang musik, tari, pertunjukan dan seni dengan mengundang seniman-seniman asal Indonesia dan Jerman untuk berkarya bersama.
“Goethe-Institut Indonesien, yang merupakan mitra dari Indonesia LAB, terlibat pada gagasan menyelenggarakan festival tersebut,” kata Koordinator Hubungan Masyarakat Goethe-Institut Indonesien Katrin Figge melalui siaran pers, Kamis (1/10/2015).
Dia mengatakan beberapa proyek yang telah dikembangkan selama sepuluh bulan terakhir, akan ditampilkan sesaat sebelum dimulainya Frankfurt Book Fair, dimana Indonesia menjadi Negara Tamu Kehormatan.
Di antaranya adalah konser Ruang Suara oleh Ensemble Modern yang dikonduktori oleh Franck Ollu, dimana kelompok ini menghadirkan delapan potongan karya baru yang telah dikembangkan dengan proses berkarya yang unik bersama komponis-komponis Indonesia, Stevie Jonathan Sutanto, Gema Swaratyagita dan Joko Winarko.
Mereka terdiri dari elemen pertunjukan, audio-visual atau elektronik sebagai sebuah kombinasi dari musik dengan vokal dan tari serta referensi-referensi untuk harmoni dan irama dari musik gamelan.
Potongan karya asli lainnya yang diciptakan khusus untuk Indonesia LAB adalah pertunjukan tari yang merupakan hasil dari pertemuan buta antara koreografer Indonesia dan koreografer yang berdomisili di Jerman.
Sorotan lainnya dari Festival Seni Kontemprer bagian dari Indonesia LAB di Frankfurt antara lain adalah teater musikal dan potongan karya tari oleh koreografer-koreografer ternama di Indonesia dan seniman-seniman pertunjukan lainnya seperti Melati Suryodarmo yang akan menghadirkan karyanya Sisyphus, Eko Supriyanto dengan Legu Salai serta Jecko Siompo yang menciptakan pernyataan berani dalam In Front of Papua yang menyatakan bahwa music hip-hop sebenarnya berasal dari Papua.