Bisnis.com, JAKARTA -- Desainer produk interior mulai melirik bambu sebagai material utama produk interior rumah.
Ini terlihat dari sejumlah produk interior karya desainer lokal yang ditampilkan di pameran LocaDeco Galeri 2510 Kemang Jakarta. Dalam pameran tersebut terdapat lampu meja, instalasi lampu gantung, hingga tableware dari material bambu.
Sebelum tren bambu, kayu dan rotan masih mendominasi produk interior rumah.
Desainer Produk Amygdala Bamboo Harry Mawardi menuturkan, bambu memiliki keunggulan karena masa tanam yang singkat untuk sampai bisa digunakan. Dengan demikian, penggunaan material bambu tidak akan mengakibatkan kelestarian alam. Selain itu, jumlah bambu di Indonesia berlimpah.
"Pemilihan bambu sebagai material utama interior karena berkaitan dengan konsep kelestarian. Setiap kali panen, kami selalu menanam yang baru. Bambu yang berusia dua tahun juga sudah dapat digunakan," katanya.
Harry melihat pamor bambu sebagai material interior akan lebih dikenal pada tahun mendatang. Menurutnya, masyarakat mulai jenuh dengan tekstur kayu. Karakter bambu masih memamerkan garis-garis halus dan struktur aslinya yang berbuku-buku, sehingga memberikan aksen tersendiri yang tidak dimiliki oleh furnitur kayu lainnya.
"Bentuknya yang lebih fleksibel, sehingga penghuni dapat lebih bermain dengan cahaya yang ingin diciptakan. Ke depannya bambu masih cukup bagus. Minggu depan, saya akan ke China untuk promosi bambu Indonesia," terangnya.
Tren bambu sebagai material interior sebenarnya sudah terjadi sejak lima tahun belakangan. Namun, ini belum setenar interior dari material kayu dan rotan. Belum banyak desainer produk yang memanfaatkan bambu sebagai material utama dan bekerja sama dengan perajin bambu. Padahal, dalam keseharian masyarakat Indonesia merupakan pengguna bambu.
"Karena bambu membutuhkan treatment ekstra, jadi belum banyak desainer yang melirik ini. Bambu dengan imej yang murah, juga belum banyak dilihat oleh konsumen seperti kayu dan rotan yang banyak diolah desainer," katanya.