Film Nay/twitter
Entertainment

Film Nay: Ketika Perjalanan Mengubah Emosi

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 19 November 2015 - 22:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Melalui film Nay, Djenar Maesa Ayu menampilkan dinamika emosi tokoh Nay (Sha Ine Febriyanti) melalui perjalanan.

Sesuai dengan taglinenya yaitu 'Hidup bukan untuk perhentian namun untuk melakukan perjalanan' film Nay adalah soal perjalanan Nay membuat keputusan. Dengan segala pergolakan, melalui perjalanan Djenar menjelaskan satu persatu masalah Nay.
 
Nay harus menerima kenyataan bahwa janin hidup di rahimnya dengan usia 11 bulan. Mendapati hal itu, Nay memberitahukannya kepada Ben (Paul Agusta), kekasihnya. Kendati demikian, tampaknya reaksi Ben tak sama dengan harapannya. Ben menolak untuk bertanggung jawab dan lebih memilih ibunya. Nay pun dilarang mendatanginya.
 
Masalah kian rumit saat Nay yang seorang aktris ternyata mendapat tawaran untuk berakting dalam sebuah film berskala internasional. Satu sisi, tawaran ini memang penting namun janin ini tak begitu saja bisa dilupakan. Keberadaan janin ini juga memanggil kembali lukanya di masa lalu bagaimana Nay lahir dan tumbuh tanpa figur bapak.
 
Oleh karena itu, Nay berkeras hati untuk menjadikan janin ini dan meminta pertanggungjawaban kepada Ben. Ide tersebut malah ditentang Adjeng (Cinta Ramlan), manajernya. Menurut Adjeng, ide untuk merawat janin dan membiarkannya tumbuh menjadi bayi bukan pilihan tepat di tengah peluang karir yang lebih baik.
 
Di tengah kebimbangan itu, masa lalu Nay muncul. Tak saja tumbuh tanpa sentuhan bapak, Nay kecil juga menjadi korban pemerkosaan dari kekasih ibunya yang kerap menjaganya karena sang ibu harus bekerja.
 
Meski ibunya mengetahui, Nay kecil diminta untuk menyimpan semuanya sendiri daripada harus menyelesaikannya secara hukum. Jauh di lubuk hati Nay kini, ingin membesarkan bakal anaknya ini lengkap dengan sosok ayah agar nasib yang menimpanya tak terulang kepada anaknya.
 
Namun, Mama Ben (Niniek L Karim) ternyata telah mengetahui apa yang terjadi pada Nay. Bukan memberi respons yang baik, Mama Ben justru menghinanya dan membuatnya kehilangan kontrol emosi. Hal itu cukup menggoyah keputusannya.
 
Tapi masih ada satu kesempatan. Nay lalu menghubungi Pram (Joko Anwar), orang yang mencintainya. Saat Nay meminta Pram untuk menikahinya meski dengan kondisi berbadan dua, ternyata jawaban Pram tak sesuai ekspektasinya. Pram menolak dan meminta agar Nay menyelesaikan masalahnya sendiri.
 
Daripada nasibnya terulang pada anaknya, Nay membuat keputusan untuk menggugurkan janin yang ada di rahimnya. Menggugurkan janin akan memangkas peluang anak yang lahir akan menyimpan luka dalam akibat pola asuh yang tak sesuai.
 
Melalui perjalanan, kenyataan mengejutkan datang. Melalui perjalanan, emosi Nay dibawa naik dan turun. Tapi melalui perjalanan pula takdir akhirnya harus diterima sebagai kenyataan yang baru.
 
Dalam film ini, Djenar Maesa Ayu menjadi penulis naskah, produser mencangkup sutradara. Uniknya, film ini hanya menyorot Nay, jalan raya dan sudut dari dalam mobil yang melaju. Pemeran lainnya hanya muncul dari suaranya saja karena dialog terjadi melalui sambungan telepon. Sisi lainnya, saat biasan cahaya akibat hujan di kaca menumbulkan efek gambar yang menarik. Film yang sedang dikompetisikan ada Jogja-Netpac Asian Film Festival 2015 tayang mulai 19 November 2015 di jaringan bioskop Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro