Ilustrasi-Fashion show/Reuters
Fashion

IFC Ingin Selenggarakan Pameran Mode Berkelas Internasional

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 17 Desember 2015 - 13:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang hampir 100% anggotanya berasal dari Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia (APPMI) itu ingin menyelenggarakan pameran mode berkelas Internasional.

IFC sendiri tak hanya beranggotakan perancang mode. Melainkan, jenis pekerjaan lain yang terhubung dengan industri mode. Sebagai contoh, perajin, penyelenggara acara hingga pewarta mode.

Sebagai Ketua Umum, Ali Charisma mengatakan pameran mode berkelas internasional akan menjadi target organisasi barunya ini. Untuk mendukung hal itu, pihaknya membentuk kerja sama dengan penggiat mode di Malaysia dan Singapura. Selain itu, program kerja dan divisi pengembangan jaringan untuk perdagangan luar negeri memang menjadi salah satu fokus organisasi ini.

"Kami memang terlalu formal tapi profesional. Kami pakai skala internasional dan kami harus punya event internasional karena pelakunya juga berstandar internasional," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Lebih lanjut, fokus ke arah luar negeri, katanya, bukan berarti meninggalkan pasar lokal. Pasalnya, ini dilakukan untuk memberi dampak yang lebih banyak terhadap industri mode di Indonesia.

"Kolaborasi internasional kita perkuat bukan berarti tinggalkan pasar lokal 100% akan menaruh energi membangun energi pasar lokal," katanya.

Dari segi potensi, melalui IFC pihaknya ingin membangun bagaimana perancang mode meningkatkan kreativitasnya dan masuk ke industri mode melalui pakaian siap pakai. Menurut mantan Ketua Umum APPMI ini, desainer mode belum menggarap potensi pasar kelas menengah ke bawah yang jumlahnya lebih banyak dari kelas menengah atas.

"Pasar menengah ke bawah itu masih potensial. Menurut saya menengah atas itu kecil sekali," katanya.

Sejalan dengan hal itu, dia menilai desainer muda akan memiliki peluang lebih banyak. Dengan demikian, pihaknya mengutamakan desainer muda yang mau berkarya dan berkontribusi terhadap industri mode Indonesia. Oleh karena itu, para anggota yang datang dari kaum muda tak perlu khawatir dengan biaya kepesertaan yang selama ini menjadi penghalang untuk turut bergabung dalam asosiasi profesi.

"Kita permudah buat anak muda. Dulu, bayarnya mahal. Sekarang, kontribusi ada tapi tidak mahal. Asosiasi perlu biaya tapi sangat kecil. Desainer senior bisa, tapi tidak diprioritaskan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro