Show

Purjito, Menjura kepada Ibu

Azizah Nur Alfi & Diena Lestari
Minggu, 3 Januari 2016 - 13:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pahir pada 14 Juli 1961 di Sleman, Yogyakarta, pematung Purjito yang juga lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta dikenal sebagai seniman yang berkemampuan teknik dan bentuk realistik di atas rata-rata.

Kegirahan besar dalam berkarya, ternyata tidak dapat lepas dari lingkungan sekitar Purjito yang lekat dengan kebudayaan Jawa.

Ketajaman batin yang didapatkan melalui gaya hidup penuh laku, peka membaca tanda-tanda baik yang tersirat pada alam sekitar maupun melalui mimpi, bacaan, dan ajaran dari wayang kulit purwa, menjadi sumber daya kreativitasnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, Purjito dikenal sebagai sosok yang sangat laras menyeimbangkan antara waktu berkarya, merawat kearifan budaya, semangat, ketajaman batin, menjaga kebugaran tubuh, dan bergaul secukupnya (cenderung soliter).

Prilaku ini dapat dijadikan sedikit bekal kepada para pencinta seni yang hadir dan mengapresiasi pameran patung tunggalnya di Galeri Nasional Indonesia, yang berlangsung hingga 8 Januari 2016.

Pameran tunggal yang memamerkan 44 karya relief dan patung tersebut mengangkat tema Memorandum: Kembali Kepada Ibu.

Pameran tunggal Purjito kali ini merupakan gelaran kelima dalam kurun waktu 27 tahun berkarya, dan konsisten digelar tanpa sponsor. Seniman yang dikenal sangat impulsif ini mengaku karyanya merupakan perwujudan dari telaah atas kegelisahan mengenai nilai kearifan, tradisi, kekerabatan, dan empati.

Kegelisahannya ini didokumentasikan melalui karya relief bertema kehidupan di masa lalu, dengan judul Nutu (Lesung), (fiber glass, 225x152 cm, 2013).

Melihat relief ini, kita seperti terlempar ke pusaran masa lalu. Saat para perempuan dapat dengan santai menumbuk padi di luar rumah, tanpa busana penutup dada. Dahulu, pemandangan ini lazim terlihat di pedesaan.

Potret keseharian juga terlihat pada relief berjudul Pijet (fiber glass, 225x158 cm, 2013). Pada relief kedua ini, Purjito bahkan membuat kain batik yang digunakan sebagai penutup tubuh begitu detail.

Pencinta seni dapat melihat motif batik klasik kawung dan parang klithik dibuat dengan begitu detail. “Saya senang menampilkan figur wanita Jawa kuno. Sebab, ini lekat dengan masa kecil saya, di mana ibu saya pernah menjadi penutu padi. Anggap ini sebagai dokumen sejarah, adat, dan tradisi,” tutur Purjito.

Membuat patung dengan tokoh perempuan sebagai objeknya ternyata dilakukan Purjito tidak hanya melulu mengutamakan sisi teknik patung saja, tetapi masalah di luar teknik tersebut.

Lihat saja pada patung berjudul Merenung (perunggu, 120x75x51 cm, 2013). Patung ini dibuat berdasarkan figur istrinya, Sirtihana. Setelah sekian lama memproses membentuk, dia tidak kunjung mendapatkan karakter yang diinginkan.

Akhirnya dia meminta istrinya yang sering dia sapa dengan sebutan Nok (dari kata Dhenok, sebutan sayang kepada perempuan Jawa), untuk ikhlas dibuat figur patung. Istrinya menjawab, ikhlas.

Setelah itu, seniman Yogyakarta ini mulai menemukan semangat energi baru dan menangkap figur istrinya saat merenung dengan sangat baik. Proses kreatif Purjito tidak dapat dipungkiri selalu berkelindan dengan proses di luar tataran teknis.

Pada saat menyelesaikan patung berjudul Sembah (Pasrah), (perunggu, 120x106x45 cm, 2014), Sembah (fiber glass, skala 1:1, 2014), dilengkapi dengan kisah menyentuh dan tidak sepenuhnya dapat dimengerti dengan pendekatan rasional.

Seluruh patung dalam judul ini merupakan perempuan yang berpose satu kaki jongkok, kedua tangan menangadah, dan pada bagian telinganya diberi giwang emas. Pemberian giwang emas ini ternyata mengukir kisah tersendiri.

Saat proses menyelesaikan patung Sembah, Purjito bermimpi didatangi almarhumah ibunya. Ibunya menyodorkan giwang emas, agar dipasangkan dalam salah satu patung yang dipilih untuk pameran tersebut.

Keesokan harinya, setelah bangun dari tidur, Purjito langsung berangkat ke toko emas dan membeli sepasang giwang dan dipasangkan dalam salah satu patungnya. Hal itu dialakukan karena dia yakin ibunya akan terus mendukung penuh pada profesinya sebagai seniman.

MELAMPAUI BATAS

Kurator Galeri Nasional Asikin Hasan menuturkan teknik patung Purjito serupa dengan tradisi seni patung klasik Eropa yang mengutamakan gesture dan drapery atau bahasa tubuh dan lipatan.

Teknik gesture memang menjadi bahasa umum dalam seni patung modern. Namun teknik drapery lebih spesifik sebagai gaya patung Eropa.

Purjito banyak menggunakan teknik drapery yang rumit. Penggunaan bahan baku yang keras seperti aluminium dan fiber glass berhasil ditundukkan Purjito, sehingga efek kain batik yang lembut meninggalkan jejak dan kerutan pada tubuh perempuan yang menjadi objek patung maupun relief.

Teknik rumit drapery diakui sebagai ciri khas atau kekuatan seniman yang tinggal di Sleman, DIY ini. Dari seluruh patung yang dipamerkan, karya berjudul Ibu Bumi (perunggu, 450x120 cm, 2015) paling mencocok pandangan pencinta seni.

Selain karena penempatannya yang strategis dan berukuran paling besar, patung ini merupakan karya terbaru Purjito di penghujung 2015 ini, yang dikerjakan mulai November-Desember ini.

Ibu Bumi dibuat dengan gesture-nya yang rileks dengan tangan meyangga ke kepala seperti ingin tidur lelap tetapi masih terjaga, membawa pesan bahwa ibu tetap sadar dan waspada.

Namun, sebenarnya sang ibu juga ingin rileks dan nyaman dari segala guncangan kehidupan ini. Ukurannya yang dibuat besar seakan ingin mengajak pengunjungnya untuk memasuki rongga-rongga patung tersebut.

“Agar anak-anak bisa merasakan kembali kehangatan seorang ibu, melalui karya seni patung,” katanya. Bagi Suwarno, patung Ibu Bumi sebagai pernyataan penutup pameran yang menyisipkan pesan penting, “kembalilah kepada ibu. Ibu bumi, ibu pertiwi, ibu kita/para ibu yang melahir kan anak-anaknya, yang sepanjang hayat memberikan kehidup an.

Kesadaran kembali kepada ibu adalah awal tumbuhnya kesadaran baru bagi manusia dengan segenap kemanusiaannya”. 

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/1/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro