Program tersebut terdiri atas tiga komponen, yaitu material mengenai meditasi, yoga, dan hubungan seimbang antara tubuh dan pikiran, serta latihan teknik-teknik meditasi, dan diskusi kelompok.
Health

Program Meditasi Bisa Bebaskan Siswa dari Stres

Wike Dita Herlinda
Minggu, 3 Januari 2016 - 23:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Hiruk-pikuk kehidupan di kota besar berpotensi mengakibatkan stres dan trauma bagi para penghuninya, tak terkecuali anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, sekolah-sekolah di perkotaan banyak menawarkan program ekstrakurikuler kreatif agar siswanya tidak jenuh.

Meskipun belum begitu populer di Indonesia, sekolah-sekolah tingkat menengah atau setara dengan sekolah menengah pertama (SMP) di beberapa negara mulai banyak menggelar program meditasi untuk anak dan remaja atau yang dikenal dengan istilah mindfulness program.

Berdasarkan penelitian yang digelar Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore, Amerika Serikat, program tersebut terbukti ampuh melepaskan anak-anak di kawasan urban dari potensi stres dan trauma.

“Mindfulness program yang berkualitas tinggi memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan para siswa jika dilakukan dengan benar,” jelas kepala peneliti Erica Sibinga, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Erica melaporkan dalam jurnal Pediatrics bahwa anak-anak di perkotaan semakin rentan terhadap stres dan trauma karena tingginya pengaruh kekerasan, kemiskinan multigenerasi, narkotika, dan tekanan ekonomi serta pendidikan masyarakat sekelilingnya.

Itu sebabnya mulai banyak sekolah yang peduli dengan kesehatan mental siswanya, salah satunya dengan menggelar ekstrakurikuler mindfulness program, yang terdiri atas beberapa kurikulum berbasis meditasi.

Program tersebut terdiri atas tiga komponen, yaitu material mengenai meditasi, yoga, dan hubungan seimbang antara tubuh dan pikiran, serta latihan teknik-teknik meditasi, dan diskusi kelompok.

Studi yang dilakukan oleh Erica melibatkan 300 siswa tingkat lima hingga delapan di dua sekolah swasta di Baltimore. Tim peneliti secara acak menugaskan mereka untuk mengikuti mindfulness program selama 12 pekan.

Mereka dibebaskan memilih program untuk mengurangi stres atau meningkatkan kesehatan yang dilakukan selama hari sekolah. Kebanyakan partisipan merupakan golongan minoritas seperti kulit hitam, atau siswa dengan kondisi finansial lemah.

Secara umum, jelas Erica, pelatihan mindfulness tersebut menggerakkan psikologis partisipan untuk tune in, dan bukan tune out, sebagaimana dijumpai pada banyak pelatihan meditasi.

“Pelatihan ini membuat anak-anak tidak hanya menyadari apa yang sedang terjadi, tetapi juga untuk berhenti dan bernafas sejenak guna mencari cara menghadapi permasalahan yang tengah mereka hadapi saat ini,” jelasnya.

Pada akhir program, siswa yang mengikuti pelatihan selama 12 pekan untuk mengurangi stres tersebut memiliki level depresi, gangguan kesehatan, dan trauma yang lebih rendah ketimbang siswa yang memilih kelas kesehatan.

Bagaimanapun, Erica mengakui hasil dari pelatihan mindfulness program dapat bervariasi antarsekolah dengan masing-masing keragaman populasinya. “Namun, tetap saja program ini akan membawa dampak positif bagi psikologis anak.”

Program ekstrakurikuler tersebut akan semakin disebarluaskan untuk diterapkan di sekolah lain. “Program ini tidak akan melepaskan kita dari sumber stres dan trauma di tengah kehidupan urban, tetapi bagaimana menghadapinya dengan baik.”

Bisa saja, program tersebut akan segera populer di berbagai sekolah di kota-kota besar Indonesia. Apalagi, untuk kota setingkat Jakarta memiliki risiko stres yang sangat tinggi terhadap anak. Tidak ada salahnya mencoba pola mindfulness yang baru untuk kesehatan psikologis anak di Ibu Kota.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/1/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro