Bisnis.com, SURABAYA— Provinsi Jawa Timur dinilai belum maksimal dalam mengembangkan dan mempromosikan sektor pariwisata yang bersifat kultural dan religi.
“Coba lihat Bali, selain alam yang menjadi nilai jual juga adalah budayanya,” ujar Ekonom Universitas Airlangga Rudi Purwono saat dihubungi Bisnis, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/1/2016).
Masa depan Jawa Timur, menurut Rudi, harus mengarah kepada pengembangan pariwisata budaya dan religi. Untuk wisata alam sekarang relatif sudah tersentuh sedangkan yang bersifat kultur maupun yang menyangkut aliran kepercayaan dan keagamaan belum maksimal.
Sebagai contoh, salah satu daerah yang terkenal atas potensi pariwisatanya di Jatim adalah Malang. Sejumlah wisata budaya yang eksis sekarang ialah Padhepokan Seni Asmoro Bangun, Candi Singosari dan Arca Dwarapala, Stupa Sumberawan, dan Candi Jago.
Sementara wisata religi yang tersedia, yaitu Ponpes Bihaaru bahri ‘Asali Fadlailir Rahmah, Kecamatan TurenWisata Ritual Gunung Kawi, Kecamatan Wonosari. Hanya dua ini yang tercatat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang.
“Jatim sebetulnya punya nilai historis yang sangat tinggi. Di sini pernah jadi pusat sejarah pekermbangan Hindu dan Islam, ini kan bisa menjadi daya tarik,” ucap Rudi.
Meskipun belum sempurna, pariwisata Jawa Timur bukan berarti buruk. Setidaknya masih didapati peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang bertandang ke provinsi ini. Kunjungan via Bandara Juanda pada November 2015 terhadap Oktober meningkat 28,21%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menyebutkan selama bulan kesebelas tersebut kedatangan wisman mencapai 20.255 kunjungan. Adapun pada Oktober jumlahnya baru sekitar 15.794 kunjungan.