Tompi/Twitter
Fashion

Cerita Tompi tentang Hobi Fotografi Analog

Wike Dita Herlinda
Minggu, 24 Januari 2016 - 12:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fotografi analog menjadi hobi yang terus digemari berbagai kalangan, meskipun keberadaan teknologi digital semakin memudahkan seni dan teknik fotografi. Dari kalangan selebritas pun, teknik analog masih banyak disukai.

Salah satunya adalah oleh penyanyi sekaligus dokter kecantikan kulit, Tompi. Meskipun mencintai fotografi analog, dia mengaku pertama kali mengenal fotografi adalah melalui teknologi digital.

Setelah mempelajari analog dari beberapa fotografer senior sekelas Benny Asrul, Tommy N. Armansyah, dan Haryanto R. Devcom, dia semakin menyukai seni fotografi dan semakin bergeser meninggalkan teknik digital.

Bagaimanapun, Tompi menilai fotografi baik digital maupun analog memiliki karakter dan keindahan masing-masing yang tidak perlu dipertentangkan. Berikut penuturan Tompi tentang hobinya itu:

Mengapa menggeluti fotografi analog? Bagaimana awalnya?

Saya justru berangkat dari [fotografi] digital sekitar 3-4 tahun [lalu]. Namun, saya tidak rajin memotret, hanya sesuai keperluan saja. Sampai suatu waktu, saya mengenal dunia analog dan baru benar-benar jatuh cinta [pada fotografi] dan memotret setiap hari.

Apa saja saya potret. Apa pun yang menarik di sekitar saya. Awalnya, saya dikenalkan oleh beberapa teman yang memang penggila analog, seperti Benny Asrul dan Tommy N. Armansyah.

Dari mereka saya belajar developsendiri, sampai akhirnya belajar mencetak di ruang gelap juga bersama mas Haryanto [R. Devcom]. Menggeluti analog menjadi menarik karena prosesnya yang seru dan hasilnya yang sangat kaya.

Semakin dalam menggeluti fotografi analog, semakin terasa bagaimana dunia digital masih jauh dari rasa analog.

Dari mana saja belajar teknik fotografi analog?

Dari Benny dan Tommy. Mereka racun-nya. Selain itu, kami ada komunitassharinganalog, yaitu idFilm [Indonesia Film]. Di situ banyak orang-oang yang masih konsisten menggunakan film sebagai media fotonya.

Untuk [cuci] cetak, saya banyak belajar dari mas Haryanto R. Devcom. Kami [para anggota komunitas fotografi analog] menyebutnya master.

Menurut Anda, apa yang membedakan fotografi analog dan digital?

Ini dua dunia berbeda, sangat berbeda. Digital seringkali melahirkanpresetataupost production[suntingan pascaproduksi] untuk mendapatkan tampilan menyerupai fotografi analog. Namun, di mata saya, itu masih gagal.

Sebenarnya, antara digital dan analog itu hanya masalah pilihan saja. Keuntungan digital mungkin mempermudah proses melihat hasil, karena setelah motret kita bisa mengintip [hasilnya] di LCD. Kalau salah, bisa langsung koreksi.

Di analog, kita harus benar-benar paham teknik dasar memotret, sehingga tanpa bisa melihat langsung hasilnya, kita akan tahu fotonya nanti jadinya akan seperti apa. Ini memberikan elemen kejutan yang bikin tegang dan mengasyikkan.

Bagi saya, yang terpenting adalah rasa. Dan itu hanya bisa saya dapatkan dari fotografi analog. Dari segi warna, kedalaman, dan kekuatangrainsangat berbeda dari fotografi digital. Secara teknik,dinamic rangefilm belum tertandingi oleh digital.

Terlepas dari itu semua, sebuah foto yang bagus bisa lahir dari medium apa saja. Belum tentu secara konten foto dari teknik analog lebih bagus daripada digital. Namun, secara material, foto analog pasti lebih bagus.

Darimana saja mendapatkan peralatan penunjang hobi ini?

Saat ini, ada sebuah situs belanja onlineyang sangat membantu suplai analog dengan harga sangat bervariasi, tergantung jenis dan tekniknya. Namanya soupnfilm.com. Mereka menyuplai film, larutan untukdevelop film, dan bisa juga cuci scan laboratorium profesional.

Jadi, penggemar analog tidak kesulitan lagi untuk mendapatkan hasil terbaik karena laboratoriumnya bagus sekali.

Apa saja kamera analog yang dimiliki? Mana yang paling istimewa?

Lumayan, ada beberapa. Saya menggunakan Leica M4-2, M7,MP, dan Leica IIIc. Lalu, Nikon F6, xpan, Hasselblad 503cw, Rolleiflex2.8F, Mamiya 7ii, Linhof 4x5, Graflex 4x5, Aeroliberator 4x5.

Berapa rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk sekali sesi foto?

Kamera analognya sih harganya jauh lebih murah dibandingkan kamera digital. Kalau harga lensa, sama saja. Biaya operasionalnya cukup hemat, karena kebetulan saya juga terkadang cuci cetak sendiri.

Apa tantangan melestarikan seni fotografi analog?

Teknologi memang bergerak terus dan ini membuat banyak juga masyarakat yang tidak tahu apa itu analog. Sehingga, banyak yang terjebak di pemikiran motret analog susah dan lama. Padahal, sebenarnya bisa motret dan langsung diproses hasilnya.

Tidak perlu banyak sunting pascaproduksi dan langsung mendapatkan hasil yang diinginkan. Seringkali saat ini, orang tidak mengerti betul memotret seperti apa tapi jago dieditingpascaproduksi. Sehingga, terkadang proses memotretnya jadi tidak terlalu penting.

Ini pemikiran yang terbalik dibandingkan fotografi analog yang mementingkan proses.

Apa saja manfaat hobi ini?

Yang pasti artwork untuk album [rekaman] saya kerjakan sendiri. Lumayan, bisa buat kerjaan juga. Saya juga cukup sering memotret beberapa proyek berbayar untuk sampul album, foto keluarga, atau foto pribadi, bahkanprewedding

Foto anak-anak dan keluarga saya pasti menggunakan film dan saya cetak analog. Hasilnya bisa tahan sampai 100 tahun lebih. Makin tua, akan terlihat semakin keren.

Bagaimana perawatan untuk peralatan analognya?

Kebetulan kamera analog itu sangat jarang rusak sih, karena ini kan peralatan mekanik. Jadi, tidak ada [komponen] elektronik yang rentan rusak. Kalaupun ada yang nyangkut, masih bisa diatasi sendiri dan ada beberapa bengkel kamera di Jakarta.

Apa tips bagi pemula yang ingin terjun ke fotografi analog?

Pahami dulu dasar-dasar memotret. Jadi, benar-benar mengerti bagaimana sebuah gambar tercipta. Selebihnya adalah proses kreatif; berani berpikir untuk tidak selalu sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro