Teknik Penyembuhan
Selama ini, lanjut Chew, dikenal beberapa teknik yang biasa digunakan untuk menyembuhkan cedera lutut, salah satunya adalah microfracture atau membuat lubang kecil pada tulang sampai berdarah.
Darah yang keluar tersebut, nantinya akan bermanfaat untuk menumbuhkan kembali tulang rawan yang rusak.
Selanjutnya, ada juga teknik operasi lutut yang disebut osteotomy. Teknik tersebut dilakukan dengan cara memotong bagian tulang. Kelemahannya, penyembuhan terapi ini sangat lama.
Selain itu, dunia kedokteran juga mengenal operasi penggantian lutut secara total. Bagian tulang akan dipotong dan digantikan dengan metal serta plastik. Operasi tersebut biasanya dilakukan pada orang yang berumur lebih dari 55 tahun.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini telah dikembangkan prosedur pengobatan cedera lutut yang melibatkan lengan robot. Dengan prosedur tindakan tersebut, dokter bisa merawat cedera lutut pasien hanya pada bagian yang rusak saja.
Menurut Chew, prosedur itu lebih efisien mengobati cedera lutut dari pada metode pengobatan dengan penggantian secara total yang selama ini jamak dilakukan. Bedah lutut konvensional biasanya membutuhkan waktu hingga tiga bulan untuk masa pemulihan.
Sementara itu, Chew menuturkan dengan menggunakan lengan robot masa pemulihan hanya membutuhkan waktu beberapa minggu. Selain itu, risiko kegagalan operasi bisa dibilang sangat kecil, yakni di bawah 1%.
“Teknik ini akurasinya lebih tepat. Perawatan akan dilakukan pada bagian yang rusak secara langsung. Sayatan yang dibuat juga lebih kecil,” katanya.
Meskipun menggunakan robot, Chew menegaskan pengoperasian alat juga harus dilakukan oleh ahli bedah yang berpengalaman. Sebab jika pengaturannya salah, robot juga akan salah bergerak.