Ilustrasi
Fashion

Mengerem Perilaku Konsumtif

Rezza Aji Pratama
Minggu, 7 Februari 2016 - 10:50
Bagikan

Dana Darurat dan Investasi

Menurut Pandji, setiap orang harus memiliki rencana keuangan yang terarah. Hal ini bisa dimulai dengan menyimpan dana tunai yang dimiliki dalam beberapa rekening.

“Memang tidak ada ketentuan baku berapa jumlah rekening yang harus dimiliki. Yang penting kita tahu apa saja dan seberapa besar kebutuhan kita. Memiliki beberapa rekening akan membantu kita mengelola aset tersebut,” katanya.

Dia menerangkan beberapa rekening terpisah yang harus menjadi prioritas, antara lain untuk dana darurat dan investasi.

Untuk dana darurat, hal itu menjadi penting karena seseorang tidak akan pernah tahu seperti apa situasi darurat yang akan dihadapi nantinya. 

Pandji mewanti-wanti agar memilih rekening dana darurat yang mudah diakses karena dana tersebut tentunya akan dibutuhkan sewaktu-waktu dalam keadan terdesak. Jika dana dalam rekening tersebut sudah terpakai, usahakan segera mengisi lagi secepat mungkin.

Selain rekening dana darurat, Anda juga perlu memiliki rekening khusus investasi. Saat ini, beberapa bank sudah menawarkan sistem autodebet untuk investasi ketika Anda menerima gaji bulanan.

Sistem tersebut bisa diandalkan agar kebutuhan investasi tidak terlupakan. Besaran untuk investasi yang disarankan minimal 10%, tetapi untuk yang masih bujangan usahakan agar menyisihkan 20%-40% untuk investasi.

“Jika ketika single [bujangan] saja Anda masih kesulitan untuk menabung, apalagi ketika Anda sudah berumah tangga? Kebutuhan ketika berumah tangga biasanya jauh lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan yang single,” paparnya.

Nah, ketika Anda sudah membagi dana segar Anda ke dalam beberapa rekening prioritas, upayakan agar Anda selalu disiplin. Memang terkesan remeh, tetapi dengan disiplin bisa menyelamatkan Anda dari perilaku konsumtif. 

Apalagi, dengan kemudahan berbelanja dan kondisi sosial yang sangat mendukung untuk perilaku konsumtif, banyak orang yang akhirnya menggunakan dana di rekening darurat untuk keperluan yang tidak terlalu penting. Padahal, hal tersebut sangat berbahaya karena akan menggerus dana darurat yang sudah ada.

Dana Darurat dan InvestasiMenurut Pandji, setiap orang harus memiliki rencana keuangan yang terarah. Hal ini bisa dimulai dengan menyimpan dana tunai yang dimiliki dalam beberapa rekening.“Memang tidak ada ketentuan baku berapa jumlah rekening yang harus dimiliki. Yang penting kita tahu apa saja dan seberapa besar kebutuhan kita. Memiliki beberapa rekening akan membantu kita mengelola aset tersebut,” katanya.Dia menerangkan beberapa rekening terpisah yang harus menjadi prioritas, antara lain untuk dana darurat dan investasi.Untuk dana darurat, hal itu menjadi penting karena seseorang tidak akan pernah tahu seperti apa situasi darurat yang akan dihadapi nantinya. Pandji mewanti-wanti agar memilih rekening dana darurat yang mudah diakses karena dana tersebut tentunya akan dibutuhkan sewaktu-waktu dalam keadan terdesak. Jika dana dalam rekening tersebut sudah terpakai, usahakan segera mengisi lagi secepat mungkin.Selain rekening dana darurat, Anda juga perlu memiliki rekening khusus investasi. Saat ini, beberapa bank sudah menawarkan sistem autodebet untuk investasi ketika Anda menerima gaji bulanan.Sistem tersebut bisa diandalkan agar kebutuhan investasi tidak terlupakan. Besaran untuk investasi yang disarankan minimal 10%, tetapi untuk yang masih bujangan usahakan agar menyisihkan 20%-40% untuk investasi.“Jika ketika single [bujangan] saja Anda masih kesulitan untuk menabung, apalagi ketika Anda sudah berumah tangga? Kebutuhan ketika berumah tangga biasanya jauh lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan yang single,” paparnya.Nah, ketika Anda sudah membagi dana segar Anda ke dalam beberapa rekening prioritas, upayakan agar Anda selalu disiplin. Memang terkesan remeh, tetapi dengan disiplin bisa menyelamatkan Anda dari perilaku konsumtif. Apalagi, dengan kemudahan berbelanja dan kondisi sosial yang sangat mendukung untuk perilaku konsumtif, banyak orang yang akhirnya menggunakan dana di rekening darurat untuk keperluan yang tidak terlalu penting. Padahal, hal tersebut sangat berbahaya karena akan menggerus dana darurat yang sudah ada.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bisnis Indonesia Weekend, Minggu (7/2/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro