Bisnis.com, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan Pemprov Jawa Barat mengubah sebagian bangunan Gedung Sate Bandung menjadi sebuah museum yang akan mulai dibuka untuk umum pada tahun 2017.
"Jadi pendirian museum telah direncanakan sejak lama, namun dalam perjalanannya malah terkatung-katung. Kini, rencana tersebut akan segera direalisasikan. Dan rencana pendirian museum Gedung Sate sudah dari 2014, jadi harus terwujud di 2017," kata Deddy Mizwar di Bandung, Jumat (12/2/2016).
Dikatakan, untuk merealisasikan target tersebut, Pemprov Jabar telah melakukan penelitian pustaka ke Belanda, Jerman dan Paris, Prancis demi menghimpun data sejarah tentang Gedung Sate.
"Pemprov Jabar terpaksa harus mencari data tentang Gedung Sate hingga ke luar negeri karena mereka punya kelengkapan informasi yang lebih baik dibandingkan Indonesia," kata dia.
Menurut Deddy, dalam menelisik data tersebut Pemprov Jabar mendapat dukungan dari Mr Nico Van Horn yang merupakan arsiparis dari Lembaga Independen tentang Kearsipan Negara Hindia Belanda.
Selain itu, lanjut dia, dukungan penuh diberikan kepada Pemprov yang mendapat akses data secara langsung di Leiden University.
"Sehingga dengan bantuan dari Mister Nico maka kita jadi tidak tersesat karena informasi yang dihimpun harus akurat," katanya.
Dikatakan, data sejarah Gedung Sate yang berhasil dihimpun terbilang cukup banyak sehingga pemerintah akan mendokumentasikan data dengan memanfaatkan teknologi tercanggih.
"Hal ini demi memudahkan pengunjung museum serta bisa lebih efisien dari sisi penggunaan ruangan. Adapun lokasi museum akan menggunakan ruangan khusus di ruang bawah tanah. Tidak akan makan ruangan besar karena menggunakan pendekatan digital," kata dia.
Museum Gedung Sate akan menjadi museum tercanggih di Indonesia yang memuat informasi dalam bentuk tulisan, gambar dan film dalam bentuk digital.
Untuk Detail Engineering Design (DED) dari proyek museum Gedung Sate ini akan dilakukan pada akhir tahun ini dan akan langsung dilanjutkan dengan lelang dan pengerjaan.
Sementara itu, Mr Nico Van Horn mengatakan dirinya menjadi advisor (penasihat) dalam pendirian Museum Gedung Sate dan dukungan penuh diberikan karena data yang dimilikinya ini juga milik masyarakat Indonesia.
"Kami punya arsipnya silakan jika ingin ke Belanda. Kami tidak mengklaim ini milik kami. Kami punya data tentang surat putusan pembangunan Gedung Sate," katanya.
Ia mengatakan, surat ini juga memuat alasan pembangunannya karena Pemerintah Hindia Belanda memindahkan kantor pemerintahan dari Batavia ke Bandung.
"Masyarakat Indonesia harus bangga dan menghargai Gedung Sate karena terdapat informasi adanya seorang insinyur lokal yang terlibat dalam pembangunan gedung heritage tersebut," kata dia.
Travel