Anak-anak membaca buku di sebuah perpustakaan/JIBI-Wahyu Darmawan
Referensi

Bilik Literasi: Lahirnya Penulis Baru

Rezza Aji Pratama
Sabtu, 13 Februari 2016 - 14:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Siapa yang menyangka dari sebuah rumah kayu di pelosok daerah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah itu, lahir generasi baru penulis di Indonesia. Rumah itu hanyalah bangunan sederhana dengan koleksi ribuan jilid buku.

Sejak lima tahun lalu, rumah itu kerap didatangi oleh berbagai kalangan untuk saling bercerita dan membangun keluarga. Orang-orang menyebutnya bilik literasi. Bandung Mawardi adalah orang yang menggagas rumah singgah tersebut. Kritikus sastra itu mulai merintisnya sejak 2011.

Awalnya sederhana. Bandung menceritakan mulanya beberapa kawan mulai rutin berkunjung ke rumah tersebut, yakni hampir setiap malam Senin. Mereka saling bercengkerama membicarakan hal apa saja, mulai dari hal-hal yang sederhana hingga tema-tema serius.

“Lama-lama makin rutin dan akhirnya rumah saya ini terbuka untuk setiap orang yang ingin datang mengobrol,” katanya.

Hingga akhirnya, rumah sederhana itu menjadi bilik literasi untuk siapa saja. Kini, kegiatan rutin di bilik literasi diadakan setiap malam Senin dan malam Jumat. Pada malam Senin, penggiat di bilik literasi mengadakan pertemuan sambil berbicara santai.

Temanya bebas dan mengalir begitu saja. Adapun pada malam Jumat, diadakan kegiatan tadarus buku. Para pembaca buku akan membagikan apa yang sudah dibacanya kepada teman-teman yang lain. Kendati sudah seperti membentuk sebuah komunitas sendiri, Bandung enggan menyebut penggiat di bilik literasi sebagai komunitas.

Dia lebih suka menyebutnya sebagai keluarga. Rumah tersebut memang sengaja didesain terbuka dengan keanggotaan yang sangat cair. Semua orang dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, seniman, petani, buruh, hingga pengangguran diterima secara bebas.

Para penggiat bilik literasi tidak hanya datang dari Solo dan sekitarnya. Beberapa orang justru datang dari luar Jawa dan menginap selama beberapa minggu, bahkan hingga berbulan-bulan.

Kebanyakan para penggiat tersebut pada akhirnya menganggap bilik literasi sebagai rumah mereka sendiri. “Ya, akhirnya mereka memasak sendiri, bersih-bersih rumah, pokoknya sudah seperti di rumah sendiri,” katanya.

Bandung menuturkan aktivitas di bilik literasi terjadi secara natural. Aktivitasnya dilakukan dengan rasa kebersamaan dan saling pengertian. Saat ini, jumlah penggiat di bilik literasi mencapai sekitar 20 orang dengan latar belakang yang beragam.

PERKUMPULAN PENULIS

Meskipun terkesan sangat cair dan santai, para penggiat di bilik literasi memiliki satu kesamaan, yakni cinta buku. Hal itu juga didukung oleh ribuan judul buku yang menjadi koleksi di bilik literasi. Apalagi, salah satu kegiatan utamanya adalah mendiskusikan buku-buku dari berbagai tema.

Berawal dari kecintaan yang sama terhadap buku, sejumlah penggiat di bilik literasi ini pun akhirnya terjun ke dunia kepenulisan. Maka tak heran, tulisan-tulisan penggiat bilik literasi kini bisa ditemukan di berbagai kolom opini sejumlah surat kabar, baik lokal maupun nasional.

Bandung menuturkan bilik literasi sebenarnya tidak pernah mendorong anggotanya untuk menjadi penulis. Namun, dengan suasana yang serba akrab dengan buku dan dunia kepenulisan, mau tidak mau profesi tersebut akhirnya muncul.

Seperti yang diungkapkan oleh Setya Ningsih, satu penggiat bilik literasi yang kini aktif mengirimkan tulisannya ke berbagai surat kabar. Mahasiswi jurusan sastra IAIN Surakarta yang telah tiga tahun aktif mengikuti kegiatan di rumah tersebut menceritakan bagaimana dia bergabung bersama penggiat lainnya di bilik literasi.

Menurut dia, berawal dari per gaulan dengan sesama penggiat di bilik literasi itulah dirinya bisa meng implementasikan kecintaannya kepada buku. “Enaknya di bilik literasi keanggotannya sangat cair jadi kita bisa sangat nyaman,” katanya.

Setya menceritakan dalam acara ta da rus buku biasanya ditunjuk satu orang yang akan menceritakan hasil bacaannya. Tema buku yang diangkat beragam meskipun sebagian besar bergenre sastra.

Tak hanya karya masa kini, tetapi juga hasil karya klasik turut menjadi pembahasan. Dengan kesamaan hobi, bukan tak mungkin dari sebuah rumah sederhana bisa melahirkan penulis-penulis andal.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Sabtu (13/2/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro