Ilustrasi/gymbobuzz.gymboreeclasses.com
Health

Yuk, Gali & Asah Potensi Kecerdasan Anak

Nurudin Abdullah
Minggu, 6 Maret 2016 - 00:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Setiap anak terlahir dengan potensi diri dan kecerdasannya masing-masing. Namun demikian, dibutuhkan upaya untuk menggali kemudian terus mengasahnya sehingga kelak dia bisa menggapai kesuksesannya sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

Munif Chatib, praktisi multiple intelligence dan konsultan pendidikan, mengatakan setidaknya ada 8 kecerdasan pada anak-anak yang dapat digali oleh orang tua dan para guru sebagai pendidik.

Potensi kecedasan anak itu adalah kecerdasan bahasa, angka logika (matlog), gambar ruang (visual), musik, gerak (kinestetis), bergaul (interpersonal), diri (intrapersonal) dan kecerdasan alam (naturalis).

“Orang tua dan guru harus menggali potensi kecerdasan pada anak, kemudian mengasah atau menstimulus secara tepat agar menjadi bintang atau suskes di bidangnya,” katanya.

Menurutnya, anak dengan potensi kecerdasan bahasa antara lain terlihat dari kepekaannya terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa, yang dapat distimulus secara tepat sehingga memiliki kemampuan dalam membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi dan berdebat.

Anak dengan potensi kecerdasan bahasa yang diasah secara tepat, maka kelak anak tersebut dapat diarahkan untuk sukses menjadi penulis, wartawan, orator, ahli politik, penyiar radio, presenter, guru atau pengacara.

Selanjutnya, anak dengan potensi kecerdasan angka logika (matlog) di antaranya terlihat dari kepekaannya dalam memahami pola-pola logis atau numeris, dan mengelola alur pemikiran yang panjang.

Stimulus yang baik bagi anak dengan potensi tersebut perlu diberikan, sehingga mereka memiliki kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, serta memecahkan masalah.

Dengan begitu anak dapat diarahkan untuk kelak sukses sebagai ilmuwan, ahli matematika, ahli fisika, pengacara, psikater, psikolog, akuntan atau programmer.

Sementara itu, anak dengan potensi kecerdasan gambar ruang atau spesial visual, di antaranya terlihat dari kepekaannya dalam merasakan, membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat.

Anak tersebut harus distimulus secara tepat sehingga memiliki kemampuan antara lain menggambar, memotret, membuat patung, mendesain, sehingga dapat diarahkan dan sukses menjadi seniman, arsitek, ahli strategi, pecatur, desainer, sutradara, fotografer, atau montir profesional.

Selanjutnya, anak dengan potensi kecerdasan musik di antaranya terlihat dari kepekaannya menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada, warna nada dan apresiasi bentuk-bentuk ekspresi emosi musikal.

Melalui stimulus yang tepat anak memiliki kemampuan dalam menciptakan lagu, membentuk irama, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik, sehingga kelak dapat diarahkan agar sukses menjadi komposer, penyanyi, pencipta lagu, dan pemain musik.

KECERDASAN GERAK

Begitu juga dengan anak yang memiliki potensi kecerdasan gerak atau kinestetis, bisa terlihat dari kecenderungannya memiliki kepekaan kontrol gerak motorik dan keseimbangan tubuhnya.

Maka, dengan stimulus yang tepat, anak mempunyai kemampuan kontrol gerak tubuh, kemahiran, mengelola objek, respon dan refleks, sehingga anak dapat berpotensi menjadi orang yang sukses sebagai olahragawan, penari, pematung, aktor dan dokter bedah.

Selanjutnya, anak dengan potensi kecerdasan bergaul atau interpersonal, di antaranya terlihat dari kepekaannya dalam mencerna dan merespons secara tepat suasana hati, temparemen, motivasi, dan keinginan orang lain.

Dengan diberikan stimulus secara tepat anak tersebut akan memiliki kemampuan dalam bergaul yang baik, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerja sama dan mempunyai empati yang tinggi.

Anak dengan kemampuan tersebut dapat diarahkan menjadi konselor, politikus, pemimpin dan motivator sukses.

Sementara itu, anak dengan potensi kecerdasan diri atau intrapersonal yang cenderung memiliki kepekaan memahami perasaan sendiri dan membedakan emosi juga bisa mencapai tangga suksesnya tersendiri.

Anak dengan komponen inti tersebut mampu mengenali diri sendiri secara mendalam, memiliki kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, serta sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.

Anak dengan kecerdasan diri atau intrapersonal tersebut dapat diarahkan antara lain menjadi psikoterapis, pemimpin agama, penasihat atau filosof.

Terakhir, anak dengan potensi kecerdasan alam atau naturalis bisa terlihat dari kepekaan meneliti, mengklasifikasi, identifikasi gejala-gejala alam, maka dengan stimulus yang tepat dia dapat membedakan anggota-anggota spesies.

Selain itu, dia juga dapat mengenali eksistensi spesies lain dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal.

Anak dengan potensi kecerdasan alam seperti itu dapat diarahkan untuk menjadi peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, atau aktifis peduli binatang dan lingkungan.

“Proyek kreatif bagi anak dengan kecerdasan alam atau naturalis itu antara lain diajak untuk memelihara binatang yang disukai dan memberinya nama, atau memelihara tanaman yang juga diberinya nama,” ujar Munif.

Adapun, konsep multiple-intelligences itu antara lain melakukan redefinisi kecerdasan yang semula diukur dengan angka-angka atau nilai, diubah berdasarkan kreativitas dan kemampuan anak mengatasi masalah.


Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (6/3/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro