Ilustrasi - Ada Apa dengan Cinta 2/Instagram
Entertainment

Ini Pentingnya Literasi Film Menurut Sineas

Azizah Nur Alfi
Minggu, 13 Maret 2016 - 09:53
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pelaku industri film menilai perlunya literasi film kepada publik. Salah satunya, untuk mendorong jumlah penonton terhadap film lokal.

Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) Sheila Timothy menyebutkan jumlah produksi film Indonesia meningkat 64% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Namun, peningkatan ini justru diiringi penurunan jumlah penonton film Indonesia sebesar 32% sejak 2009.

Dia menyebutkan perlunya program literasi film atau apresiasi film dapat dimulai dari sekolah menengah. Program literasi film untuk meningkatkan kemampuan penonton dalam memahami film. Yang harapannya dapat dapat mengembalikan gairan untuk menyaksikan film Indonesia di bioskop.

Sutradara terbaik FFI 2015 Joko Anwar menuturkan industri film dapat berkembang dengan sehat jika penyandang dana, sineas, dan penonton memiliki pemahaman yang baik tentang film.

Penyandang dana yang paham film, bisnis, dan estetikannya, tentu akan memilih mendanai film yang menggerakkan bisnis sekaligus mendidik penonton. Sama halnya sineas yang paham teknis dan estetika film akan menghasilkan film yang berkualitas. Begitu pula penonton yang terliterasi dengan baik akan menjadi penonton yang membutuhkan film dengan teknis dan estetika tinggi. Dengan demikian, film dari berbagai macam genre akan mendapatkan pasar karena penonton tidak hanya terpaku pada satu jenis gaya penyajian film yang selama ini dikenal.

Ini akan menumbuhkan eksplorasi dalam filmmaking, mendorong budaya filmmaking yang inovatif dan sehat, katanya melalui pesan singkat, Kamis (10/3). Dia sedang berada di Jepang karena menjadi juri di Osaka Asian Film Festival dan screening film A Copy of My Mind.

Aktor senior Slamet Rahardjo mengatakan film tidak kalah penting dengan infrastruktur yang saat ini menjadi fokus pemerintah. Film seperti jembatan emas yang menghubungkan lokal, regional, dan global.

"Saya tidak tahu DNA, meski telah belajar di sekolah bertahun-tahun. Tetapi dengan melihat filmJurassic Park selama tiga menit, saya tahu apa itu DNA," kata Ketua Yayasan Institut Kesenian Jakarta ini, saat diskusi Investasi Perfilman di Kemdikbud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro