Kabar24.com, JAKARTA - Mantan tunangan Zaskia Gotik, Vicky Prasetyo, mengaku prihatin atas kasus yang menimpa Zaskia terkait dengan guyonan yang dianggap kelewat batas.
Menurut Vicky, candaan Zaskia memang kelewat batas. "Parah itu! Prihatin, lambang negara begitu soalnya. Aku aja yang dikenal bodoh dan berbahasa "ngaco" tidak pernah sampai berani menghina lambang negara, apalagi proklamasi yang sakral," kata Vicky di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2016).
Zaskia sedang dirisak lantaran leluconnya yang kebablasan. Dia dianggap menghina negara setelah menyebut tanggal 32 Agustus sebagai hari proklamasi kemerdekaan Indonesia dan bebek nungging sebagai lambang sila kelima Pancasila.
Namun, menurut Vicky, dia yakin Zaskia tak sengaja mengucapkan kata-kata berbau pelecehan itu. Sebab, di matanya, Zaskia adalah sosok yang tak pernah neko-neko.
Vicky berharap Zaskia lebih berhati-hati pada kemudian hari. "Ini bukan cuma untuk dia. Tapi, siapa pun artis saat sketsa, coba hindarilah hal-hal seperti itu," ujar Vicky.
Karena menyangkut lambang negara, Vicky menyarankan Zaskia membuat permintaan maaf secara resmi di hadapan publik. "Siapa pun bisa minta maaf kalau salah. Tapi ini sudah melibatkan jutaan warga Indonesia. Dia harus bikin klarifikasi kepada publik."
Bukan hal baru jika Zaskia membuat banyolan saat tampil di layar televisi. Begitu juga saat tampil dalam sebuah program musik di stasiun televisi swasta, Selasa (15/3/2016), Zaskia melontarkan lelucon yang bermaksud menghangatkan suasana.
Sayangnya, leluconnya itu dinilai kebablasan. Pertama, saat ditanya tentang hari proklamasi kemerdekaan Indonesia, Zaskia dengan seenaknya menjawab sambil tertawa, "32 Agustus."
Padahal kita ketahui bersama, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan Soekarno pada 17 Agustus 1945. Kekonyolan berikutnya terjadi saat Zaskia ditanya soal Pancasila.
Tanpa rasa bersalah, Zaskia menyebut lambang sila kelima adalah bebek nungging, bukan padi dan kapas. Gaya bercanda Zaskia memancing banyak komentar, khususnya dari para netizen. Zaskia dianggap kebablasan karena menggunakan ideologi bangsa sebagai bahan lelucon.