Ilustrasi film/
Entertainment

Juara, Hasil Racikan Antara Aksi dan Komedi

Tisyrin Naufalty Tsani
Rabu, 20 April 2016 - 14:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Sebuah film berjudul Juara produksi Magma Entertainment meramaikan bioskop Indonesia mulai pertengahan April 2016, film ini merupakan karya Sutradara Charles Gozali. Film menyajikan hasil racikan Charles yang apik antara aksi dan komedi.

Bagi Charles, tantangan dalam menggarap film Juara adalah menghadirkan harmonisasi yang enak ditonton antara komedi dan aksi, dengan bumbu kisah percintaan remaja. “Action-nya harus bagus, tetapi bagaimana caranya agar tidak sadis sehingga bisa ditonton remaja. Selain itu love story-nya juga harus menarik tetapi tidak alay,” katanya kepada Bisnis.

Dia bersama kru pun bekerja keras. Bisma Karisma, personil Boyband Smash, yang menjadi pemeran utama harus berlatih bela diri selama setidaknya delapan bulan sebelum pengambilan gambar berlangsung. Sementara Bisma berlatih, Charles meramu skenario bersama Hilman Hariwijaya yang merupakan penulis cerita Lupus yang terkenal.

Pengambilan gambar memerlukan waktu setidaknya 25 hari. Charles berupaya maksimal dalam mengeluarkan potensi akting para pemainnya. Dalam film, Bisma menjadi sosok yang kerap di-bully. Agar Bisma dapat bermain dengan perasaan, Charles meminta kru untuk benar-benar mem-bully Bisma lewat berbagai cara termasuk tatapan mata.

Lewat Juara, Charles ingin menyampaikan pesan bahwa impian itu bisa menjadi kenyataan, dan untuk mencapainya perlu kekuatan. “Salah satu kekuatan yang paling besar adalah keluarga,” katanya.

Dalam film, dia menghadirkan simbolisasi kekuatan cinta orangtua yang menembus batas ruang dan waktu lewat karakter yang diperankan oleh Tora Sudiro.

Film Juara memakan biaya kurang lebih Rp7 miliar. Menurut Produser Juara Hendrik Gozali yang merupakan ayah dari Charles, salah satu faktor yang membuat biaya film membengkak adalah adanya pungutan liar di lokasi syuting.

“Bayarnya nggak kira-kira,” katanya.

Mahalnya pungutan itu karena adanya pengaruh dari produksi iklan. Para pembuat iklan yang bersedia membayar dengan biaya cukup mahal di suatu lokasi, membuat para pemungut liar juga memberlakukan tarif yang sama pada kru film. Padahal rentang waktu pengggarapan film lebih lama sehingga biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih tinggi. Kru melakukan pengambilan gambar dia area Jabodetabek.

Pada film Juara, dia sengaja memasukan unsur komedi dengan tujuan untuk menyeimbangkan adegan-adegan aksi mengingat film ditujukan untuk remaja. Dalam beberapa adegan, dia juga kerja sama dengan para animator berbakat. Misalnya untuk menciptakan adegan vespa yang tertabrak kemudian hancur, bukan vespa sungguhan yang tertabrak melainkan diracik menggunakan animasi.

Dalam membuat film, Hendrick yang sudah sangat berpengalaman ini menerapkan sistem kekeluargaan. Tak hanya menjalin hubungan baik dengan para aktor dan aktris, dia juga menjalin hubungan baik dengan keluarga mereka.

“Kalau ada adegan dan lain sebagainya, saya minta pertimbangan dari keluarganya setuju atau tidak,” katanya. Selain itu, dia tak pernah mengganggap dirinya sebagai bos sehingga kru akan merasa nyaman.

Juara berkisah tentang tokoh Bisma (Bisma Karismma) yang sangat menginginkan untuk menguasai ilmu bela diri, tetapi ibunya (Cut Mini Teo) selalu melarang berlatih. Bisma tidak menyadari bahwa ayahnya yang sudah meninggal Karisma (Tora Sudiro) jago bela diri.

Di kampusnya, Bisma seringkali harus berhadapan dengan Atar (Ciccio Manassero) dan geng yang mem-bully dan mengajaknya berkelahi. Perkelahian antara Bisma dan Atar terjadi karena Atar cemburu dengan kedekatan antara Bisma dan pacar Atar yaitu Bella (Anjani Dina). Urusannya menjadi panjang, karena Atar rupanya anggota geng mafia. Salah satu senior geng mafia memiliki dendam masa lalu kepada Karisma.

Salah satu pemain yang turut meramaikan Juara adalah Mohamad Ali Sidik Zamzamia alias Mo Sidik. Mo merasakan selama proses produksi Juara, dia mendapatkan pengalaman yang berbeda dengan pengalaman saat terlibat dalam beberapa film lainnya.

Baginya, kru film Juara sangat memperhatikan proses produksi hingga sedetail-detailnya. Di film sebelumnya, Mo kerap berakting tanpa ada panduan naskah. Namun, di Juara, dia mendapatkan naskah untuk semua adegan.

Selain itu, kru film juga selalu mencari akting yang terbaik, sehingga mereka melakukan pengambilan gambar berulang-ulang. “Sering banget lagi akting terus cut, karena nggak ‘dapat’,” katanya.

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro